- Pompeo mendesak Rusia untuk segera mencabut dukungan kepada Presiden Nicolas Maduro. Lavrov menolak, menyebut setiap ancaman AS terhadap Maduro sebagai 'tidak demokratis'.
- Pompeo memperingatkan Rusia agar berhenti ikut campur dalam Pilpres AS selanjutnya, yakni pada tahun 2020. Sementara Lavrov berharap jika keributan yang selama ini mencuat atas tuduhan intervensi Rusia dalam pemilihan AS akan mereda.
- Pompeo menegaskan AS tetap tidak mengakui langkah Rusia menaneksasi Krimea dari Ukraina pada tahun 2014, sanksi ekonomi tetap berlaku.
Menlu AS: Amerika Serikat Sama Sekali Tak Mencari Perang dengan Iran
Moskow, IDN Times - Meski telah mengerahkan sepasang kapal perang, sejumlah pesawat tempur pembawa nuklir dan sistem pertahanan rudal mutakhir ke wilayah Teluk, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo rupanya bersikeras jika negaranya sama sekali tak bermaksud menyulut perang dengan Iran.
"Kami pada dasarnya tidak mencari perang dengan Iran," ungkap Pompeo saat berkunjung ke Rusia pada Selasa (14/5/2019) kemarin seperti dikutip dari BBC. Rusia sendiri adalah pendukung utama kubu Teheran yang tengah menghadapi krisis ekonomi pelik akibat sanksi ekonomi AS pasca menarik diri dari perjanjian nuklir 2015.
Akan tetapi Pompeo turut menambahkan, "Kami telah menjelaskan kepada Iran jika ada kepentingan Amerika di Timur Tengah yang diserang, kami pasti akan merespon dengan cara yang sesuai."
1. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo (Kiri) menegaskan perang dengan AS bukan agenda
Selain itu, rincian perihal jenis ancaman rupanya sudah terkuak. Faksi pemberontak Houthi, salah satu pihak dalam perang saudara Yaman, yang didukung oleh Iran disebut Pompeo jadi perpanjangan tangan alias pelaksana rencana tersebut.
"Pemberontak Houthi akan mengirim rudal ke wilayah-wilayah tempat tinggal warga Rusia dan Amerika Serikat. Serangan tersebut dapat dengan mudah menewaskan mereka yang berkenegaraan asing," lanjutnya. Dalam konflik Yaman, AS berada di belakang pihak koalisi pimpinan Arab Saudi, berseberangan dengan kelompok Houthi.
Kunjungan Pompeo ke Moskow adalah agenda mendadak. Kantor berita AFP melaporkan jika delegasi Kemenlu AS sebelumnya berencana menemui seluruh Menteri Luar Negeri negara-negara Uni Eropa yang resah atas tindakan provokatif AS terhadap Iran.
2. Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khameini, "Perang bukanlah agenda AS"
Senada dengan Pompeo, Ali Khameini selaku Pemimpin Tertinggi Iran juga menegaskan tak ada sedikitpun intensi Iran untuk mengobar konfrontasi. "Ketegangan ini bukan perkara militer karena memang tidak ada yang mencari peperangan, baik kita maupun mereka (AS). Mereka tahu hal tersebut bukanlah agenda," ujarnya seperti dikutip dari rilis laman resmi Khameini.ir.
Selain itu dalam pernyataan yang sama, sang pemimpin tertinggi mengecam setiap upaya negosiasi dengan AS. Ini didasari salah satu poin yang disodorkan yakni pelucutan misil dari sistem pertahanan dalam negeri.
"Perundingan dengan pemerintah Amerika saat ini dua kali lipat beracunnya. Mereka bukan orang-orang baik, mereka selalu merasa terganggu," tutur sosok 79 tahun tersebut, merujuk pada keputusan AS untuk menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 antara Iran dengan negara-negara besar dunia.
3. Sejumlah isu menyangkut hubungan AS-Rusia turut dibahas pada Selasa (14/5/2019) kemarin
Selain membahas ketegangan di Timur Tengah terkini, pertemuan antara Mike Pompeo dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga bertujuan meningkatkan hubungan bilateral AS-Rusia sembari membahas isu-isu lain antara lain :
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
