Leonardo DiCaprio Terlibat Kasus Dugaan Korupsi di Malaysia, Ini Ceritanya!
Leonardo DiCaprio diduga telah menerima dana korupsi lewat yayasannya Leonardo DiCaprio Foundation (LDF). Atas dugaan tersebut, lewat juru bicaranya, dia menyatakan siap untuk bekerjasama dan melakukan pemeriksaan.
Dilansir Washington Times, (19/10), Leonardo mendukung semua upaya untuk memastikan keadilan dalam masalah ini. Lebih lanjut, juru bicaranya menyampaikan bahwa pada bulan Juli lalu, Leo telah mendengar laporan pers tentang adanya tindakan pemerintahan sipil dan beberapa pihak yang terlibat dalam pembuatan filmnya The Wolf of Wall Street.
Mengetahui hal tersebut, Leo kemudian mengutus perwakilannya untuk menghubungi Departemen Kehakiman guna mengetahui apakah dia atau yayasannya pernah menerima hadiah maupun sumbangan langsung atau tidak langsung dari partai. Jika hal tersebut benar, Leo pun akan segera mengembalikan hadiah atau sumbangan yang telah diberikan kepadanya maupun yayasannya.
Diduga Leonardo menerima 39 triliun rupiah.
Terkait penerimaan dana tersebut, LDF diduga menerima uang hasil penggelapan dana pemerintahan Malaysia sebesar 3 miliar dolar AS yang setara dengan 39 triliun rupiah. Uang donasi tersebut kabarnya diterima Leo dari Riza Aziz yang tidak lain adalah anak tiri Perdana Menteri Malaysia Najib Abdul Razak.
Riza juga dikenal sebagai co-founder dan Chairman Red Granite Pictures, yang turut mendanai film Leonardo DiCaprio, The Wolf of Wall Street pada 2013 lalu.
Kasus tersebut kini sedang dalam penyelidikan oleh AS dan beberapa negara lainnya. Pengajuan pengadilan itu sehubungan dengan penyelidikan yang menyatakan ada skema pencucuian uang yang kompleks. Tujuannya diduga untuk memperkaya pejabat teras dari yayasan dana yang dikuasai pemerintah Malaysia.
Leonardo DiCaprio malah bersyukur dirinya terlibat.
DiCaprio bersyukur mengikuti instruksi pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini. Departemen Kehakiman AS menyatakan adanya pencurian dari dana yayasan yang dikenal sebagai 1MDB, khususnya oleh orang-orang dekat Perdana menteri Najib Rajab. Najib membuat yayasan tersebut, tak lama setelah dia menjabat untuk mempromosikan proyek-proyek pembangunan ekonomi di negara Asia.
Sementara itu, kasus 1MDB sendiri masih akan terus ditindaklanjuti. Bahkan Departemen Kehakiman Amerika Serikat berencana untuk menyita dana perusahaan negara 1MDB Malaysia lebih dari 1 miliar dolar atau setara dengan 13 triliun rupiah sebagai dugaan penyalahgunaan.
