Sosok Sripeni, Dirut PLN yang Baru Menjabat 2 Hari saat Listrik Padam
Jakarta, IDN Times - Kejadian listrik padam yang melanda Jakarta dan Jawa Barat, sejak Minggu (4/8), menyeret nama Sripeni Inten Cahyani. Mendadak nama perempuan berkerudung itu ramai disebut setelah Presiden Joko "Jokowi" Widodo mendatangi kantor pusat PLN, Senin (5/8) pagi, untuk mempertanyakan perihal listrik mati tersebut.
Sripeni Inten Cahyani adalah Pelaksana tugas Direktur Utama PT PLN. Dia menjabat posisi ini untuk menggantikan Djoko Abumanan. Seperti apa sosok Sripeni yang memimpin PLN ketika peristiwa pemadaman listrik secara massal terjadi? Berikut hasil penelusuran IDN Times.
1. Orang baru di dalam direksi PLN
Sripeni lahir di Pati, Jawa Tengah, 7 Oktober 1968. Dapat dikatakan, Sripeni orang baru di kalangan direksi PLN. Dia menjadi bagian direksi PLN pada 29 Mei 2019, sebagai Direktur Pengadaan Strategis 1.
2. Masih rangkap jabatan
Sripeni sebenarnya diangkat sementara menjadi orang nomor satu di PT PLN. Karena itu, saat ini Sripeni memegang 2 tanggung jawab sekaligus yaitu sebagai Plt Dirut PLN dan Direktur Pengadaan Strategis 1.
3. Pernah menjabat di anak perusahaan PLN
Sebelum masuk ke dalam direksi PT PLN, Sripeni pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Indonesia Power. Sebelum menjadi direktur utama pada perusahaan tersebut, Sripeni pernah menjabat posisi strategis lain.
Di antaranya menjadi Direktur Keuangan Indonesia Power, Eksekutif Utama Bidang Keuangan Indonesia Power, yang kemudian ditugaskan sebagai Senior Spesialis Keuangan Divisi Keuangan korporat PLN, dan Kepala Divisi Pendanaan dan Asuransi Indonesia Power
4. Latar belakang pendidikan
Sripeni merupakan alumni Fakultas Teknik Kimia, Universitas Diponegoro. Sripeni mengambil S2 di STM PPM Jakarta dengan bidang studi Manajemen. Sripeni meraih gelar Profesi Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian (AAAIK).
5. Baru menjabat 2 hari saat pemadaman listrik secara massal
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menunjuk Sripeni memimpin PLN untuk sementara pada Jumat (2/8). Tepat dua hari setelah itu, listrik padam di seluruh daerah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Kejadian ini memunculkan respons dari berbagai kalangan. Presiden Joko "Jokowi" Widodo sangat menyesalkan kejadian, yang dianggap sangat menghambat aktivitas masyarakat dan pemerintahan.
