Kanker Darah Renggut Hidup Ani Yudhoyono, seperti Apa Penanganannya?
Jakarta, IDN Times - Ani Yudhoyono, dikabarkan meninggal dunia pada Sabtu (1/6) di National University Hospital (NUH), Singapura pukul 11.50 waktu setempat. Ani melawan sel kanker mematikan hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir.
Kabar duka itu datang setelah tiga bulan lamanya istri dari Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono tersebut berjuang melawan penyalit kanker darah yang menggerogoti tubuhnya.
Kanker menjadi kajian tersendiri dalam dunia kesehatan karena belum ada obat yang terbukti efektif untuk melumpuhkannya. Lalu seperti apa penanganan pasien kanker? Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr Ronald A Hukom lantas menjelaskan mengenai langkah-langkah penanganan kanker.
1. Penanganan kanker bergantung tingkatan penyakit
Ronald menjelaskan, pola penanganan kanker bergantung pada tingkatan penyakit. Diagnosis dan stadium dipastikan terlebih dahulu melalui biopsi, patologi, radiologi, dan laboratorium.
"Setelah itu baru dipertimbangkan terapi paling tepat yaitu operasi atau terapi sistemik seperti misalnya kemoterapi, radioterapi," jelas Ronald kepada IDN Times, Rabu (13/2).
2. Stadium kanker memengaruhi angka harapan hidup
Menurut Ronald, stadium kanker memengaruhi angka harapan hidup penderita. Misalnya, penderita kanker paru stadium 4 memiliki harapan hidup tak sampai 10 persen, rata-rata bertahan selama 5 tahun. Namun, penderita kanker payudara stadium 4 jenis tertentu ada yang bisa bertahan 5 tahun lebih dari 30-40 persen harapan hidupnya.
"Sementara, leukemia akut pada orang dewasa hanya sekitar 20-25 persen, bisa bertahan 5 tahun," ungkapnya.
3. Penderita kanker masih berpeluang disembuhkan
Namun demikian, lanjut Ronald, penderita kanker masih berpeluang sembuh bila terdeteksi saat stadium dini. Dia mencontohkam, Perdana Menteri Singapura sekarang adalah survivor kanker getah bening (limfoma) lebih dari 20 tahun dan juga kanker prostat stadium dini.
"Kanker payudara dan kanker prostat di Inggris sejak diagnosis dibuat, lebih dari 80 persen pasien masih hidup sesudah 5 tahun. Kanker paru dan kanker pankreas lebih sedikit yang bisa bertahan 5 tahun," ungkapnya.
4. Pasien kanker di Indonesia sering datang saat stadium lanjut
Kendati berpeluang bisa disembuhkan, kata Ronald, penanganan pasien kanker di Indonesia pada umumnya terlambat. Dia menyayangkan, pasien sering datang saat sudah dalam stadium lebih lanjut, yaitu stadium 3 atau 4.
Terkait pantangan makanan, Ronald menjelaskan, kanker tidak ada hubungan langsung dengan makanan. Namun, hal itu dikecualikan untuk kanker usus besar akibat makan daging merah terlalu banyak, makanan olahan seperti sosis dan makanan kaleng.
"Dan mungkin kanker saluran cerna atas, misalnya kebiasaan selalu makan sup terlalu panas," kata Ronald.
5. Deteksi dini secara rutin untuk mencegah kanker
Ketua Perhimpunan Dokter Hematologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (Perhompedin) cabang DKI Jakarta tersebut juga mengatakan, kanker dapat dicegah sejak dini. Hal itu dilakukan melalui screening rutin setahun sekali.
"Fasyankes primer bisa melakukan pemeriksaan awal untuk kanker, terutama kanker yang sering dijumpai, misalnya kanker leher rahim, kanker payudara, kanker usus besar," ujarnya.
