Penuh Makna, Ini Filosofi 5 Kuliner Khas Lebaran dalam Budaya Jawa

Hal yang menarik dari perayaan Idul Fitri di Indonesia adalah penyajian kuliner yang unik dan khas untuk menjamu para tamu dan juga keluarga. Kamu sendiri pasti hafal dari tahun ke tahun sajian kuliner Lebaran di tiap rumah pasti selalu itu itu saja.
Tapi tahu gak sih, ternyata bagi masyarakat Jawa tersimpan filosofi dan makna yang mendalam dibalik berbagai sajian dalam perayaan Lebaran yang kelihatannya selalu sama dari waktu ke waktu. Lantas apa sajakah filosofi menarik di balik berbagai hidangan khas Lebaran di Jawa? Ini dia uraiannya.
1. Ketupat atau kupat

Ketupat atau bagi masyarakat Jawa kerap disebut sebagai kupat, merupakan singkatan dari laku papat yang dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai tindakan empat, yaitu lebaran, luberan, leburan, serta laburan.
Lebaran dimaknai dari sebuah kata dasar lebar, yang berarti selesai atau telah tuntas melaksanakan ibadah puasa. Luberan dari kata dasar luber atau melimpah yang memiliki arti pahala yang melimpah. Leburan berasal dari kata lebur yang berarti habis atau dosa-dosa yang dibuat habis atau kosong sehingga hati kembali pada kesucian. Laburan berasal dari kata labur yang memiliki arti batu kapur, sehingga dimaknai sebagai hati dan jiwa yang kembali putih bersih ibarat kapur.
2. Lepet

Lepet merupakan kudapan yang terbuat dari campuran beras ketan dan kacang. Lepet termasuk salah satu jajanan yang biasa disajikan pada perayaan Lebaran di daerah Jawa. Dalam budaya Jawa, lepet dimaknai sebagai singkatan dari kalimat Bahasa Jawa yaitu disilep sing rapet yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia memiliki arti disimpan dengan rapat.
Maknanya, di hari raya Idul Fitri hendaknya kita semua saling memaafkan dengan tulus ikhlas dan menutup rapat-rapat masalah beserta kesalahan yang telah lalu.
3. Lontong

Selain ketupat dan nasi, hidangan yang kerap disajikan pada perayaan Lebaran di daerah Jawa adalah lontong. Filosofi dibalik penyajian lontong pada hari besar umat muslim tersebut adalah karena lontong dalam Bahasa Jawa merupakan kependekan dari olone dadi kothong, yang jika diartikan perkata menjadi olone berarti kesalahannya, dadi berarti menjadi, dan kothong berarti kosong. Kalau dirangkai menjadi sebuah kalimat, kamu tahu sendiri kan artinya apa?
4. Ketan

Nasi ketan juga merupakan hidangan yang dapat dengan mudah kamu temukan pada momen Lebaran di daerah Jawa, baik sebagai kudapan ringan maupun disajikan bersama lauk. Ketan sendiri memiliki makna ngreketaken ikatan, yang artinya mempererat ikatan. Hal ini sejalan dengan perayaan Lebaran yang erat kaitannya dengan budaya silaturahmi yang bertujuan untuk semakin mempererat ikatan persaudaraan.
5. Santan

Hari raya Idul Fitri di Jawa juga tidak bisa lepas dari hidangan bersantan, sebut saja opor, sayur lodeh, kolak, dan sebagainya. Dalam budaya Jawa sendiri, masyarakatnya kerap menyebut santan dengan nama santen yang secara filosofi memiliki makna ingkang salah nyuwun pangaputen atau jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya yang salah minta maaf atau sama-sama saling memaafkan.
Sekarang kamu sudah tahu di balik lezatnya berbagai kuliner khas Lebaran ternyata menyimpan makna yang sangat mendalam. Buat kamu yang berasal dari Jawa, kamu patut bangga nih karena Jawa memiliki local wisdom yang luar biasa di mana budaya dan ajaran Islam dapat disatukan dengan selaras dan saling mendukung.



.png)

.png)
.png)








