[PUISI] Secangkir Kopi Tubruk

Kita hanya diam tak bergeming
Dari tadi hanya sibuk mengaduk-aduk kopi
Tak ada sepatah kata
Perlahan aku segan
Secangkir kopi tubruk mulai dingin
Nikmatnya berkurang dibandingkan tegukan pertama
Jarum arlojiku terus berputar
Tak ada yang berubah
Kau masih diam, aku pun juga
Kucoba menumpas ego demi berujar kata
Namun entahlah, kopi seolah menyulap lidahku kelu
Pelan-pelan kutatap wajah dinginmu
Berharap ada senyum yang kau beri
Namun mimpiku rasanya terlalu tinggi
Tak ada yang berubah
Kau masih diam, aku pun juga
Ah...sudahlah
Aku mulai bosan
Air mukamu tak juga berubah
Kumulai pasrah, sobat
Mungkin salahku padamu setinggi gunung
Tiba tiba keberanian menyengat jiwaku
Kutumpahkan kata-kata
Kepadamu, ku akui dosa
Maafmu adalah penawar hati ini
Biarlah mereka berkata apa
Kau dan aku adalah sahabat yang pernah berikrar setia
Secangkir kopi tubruk dingin kuteguk nikmat
Sanubariku dihujani lega
Ku bersyukur Tuhan, hamba-Mu rupanya pemaaf


















