Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Puisi Sang Bulan: Dapatkah Aku Memeluk Bintang?

Cinta bagai buih tak terlihat. Menjerat, mencekik, menikam, memporak-poranda hati. Bahkan akal nyaris putus.

Ia bersemi dan menjalar ke seluruh nadi, meremas pikiran meniup kegalauan. Ia siluit tak tertahankan.

Ia menjajah logika, mencabik perasaan, menghantam kesendirian. Dapatkah kubertahan, kawan?

Kala pancarnya teduh, gambarkan kehangatan. Bisikan menjejalkan kerinduan, kebisuan akan jiwa yang enggan menyapa keheningan.

Terlepas semua itu, tahukah engkau kawan? Aku merajuk penuh iba, pada bintang di seberang lautan. Terpisah galaksi cinta, sebab dunia berbeda di bawah pijaknya. Sedang aku? Hanya bulan, pemupuk rindu tak terbalas. Penghimpun sendu, tak jua temui pengakhiran.

Hingga kini, rasa itu masih bersemayam. Di sini! Di hati ini!

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160811/kiki-1-50d07b626a4787a027c60f302c3ff76e.jpg

Tahukah engkau, kawan?

Aku bertanya pada awan, "Dapatkah bulan memeluk bintang?"

Awan menjawab, "Jangankan memeluknya, berdekatan saja kau tak akan bisa!"

Sungguh tertohok sudah hatiku, tenggorokan kering tak berongga. Luruh, lenyap, menguap segala asa. Yang tertimbun dalam jiwa.

 

Tahukan engkau, kawan?

Perih, nyeri, membiru sudah hati ini. Sesulit inikah mencintainya? Sesulit inikah memilikinya? Sekadar dekat saja tak pernah bisa. Sebatas salam sapa saja jarak enggan merela.

Inikah cinta? Sakit tiada tara? Tiada kata untuk mewakilkan hati yang merana.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160811/kiki-2-893c287dfdd7515dd73c344fadb36107.jpg

Tahukah engkau, kawan?

Aku menangis, merintih memanggil kebijakan langit. Mengapa samudra bersikukuh memisahkanku dengan bintang? Mengapa ombak tertawa melihatku terhuyung rasa rindu.

Aku hanya bulan, terbit saat malam. Siang terhalang, gagahnya mentari dan gelombang awan.

Aku hanya bulan, terdampar di tengah kerisauan.

Akan cinta tak tersampaikan, terhalang bebatuan: kenyataan

Aku hanya bingkis kesedian, penghibur kebosanan.

Di rindu kala gelap malam. Bersama nyanyian dedauan.

Aku hanya kapas tulisan rindu, pengganti malam sendu.

Membusungkan wajah seteguh harapan. Bersamamu, bintang hatiku.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160811/kiki-3-2d9559eae178bb11deeb6829a9416850.jpg

Cinta memuntahkan seluruh perasaan. Dalam jiwa yang tertahan kerinduan. Ingin keluar dari sangkar, pilu dan ego.

Gambaran cintaku, telah terurai. Untukmu sang bintang…

Di ujung sana bersama bisik angin malam. Yang telah gugurkan asaku.

Bersama lirih hujan, ku menangis

Menangis karena takdir tak jua memberi ruang dan waktu.

 

#CintaDalamKata

Share
Topics
Editorial Team
Kiki Amaliah
EditorKiki Amaliah
Follow Us

Latest in Fiction

See More

Artikel 19

16 Sep 2025, 10:18 WIBFiction
VZTiPF6qI2.png

Artikel 3

16 Sep 2025, 10:10 WIBFiction
raDXpkcRlL.png

sxwx wxw

12 Sep 2025, 14:55 WIBFiction
pribadi

Artikel ifram lain

04 Sep 2025, 11:12 WIBFiction
pribadi

artikel Google Pixel

04 Sep 2025, 09:25 WIBFiction
game

CBA INTERNAL LINK

03 Sep 2025, 11:58 WIBFiction
dok pribadi

dwed

20 Agu 2025, 15:33 WIBFiction
candi

Artikel coba republish

20 Agu 2025, 12:05 WIBFiction
dewd

Artikel coba author

12 Agu 2025, 14:41 WIBFiction
Nulla facilisi

Artikel baru bikin

12 Agu 2025, 14:38 WIBFiction
amba.jpg

Ambatukam Quiz

06 Agu 2025, 10:53 WIBFiction
7j7IpbHXWH.png

test artikel

04 Agu 2025, 17:42 WIBFiction
4c-aeeddd3f0fe16e751f46a116f4a87865.jpg

Coba internal dan outlink

28 Jul 2025, 09:45 WIBFiction