[PUISI] Getir Jiwaku Meronta

Meraba jemu dalam tanya
Mengusap ragu dalam risau
Hakikat apa yang terjelma
Pada pusara merah jiwa meronta
Petuah usang tak bisa seirama
Dengan kata duka yang kerap dicerca
Dia yang musafir mencari persinggahan
Dari lelahnya kaki berkelana
Menapaki bara yang membuat luka
Kian tergopoh ia melewati hari
Melintasi duri yang tak bertepi
Tak terlihat bayang yang telah lama tercekat
Apa boleh dikata lagi dari yang terbungkam
Apa boleh dirasa lagi dari yang terbuang
Pada akhirnya dia hanya mati
Meramu deru terkoyak-koyak rindu
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.


















