Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App

Waktu itu hujan deras
Di tiap sudut jalan kubangan air bermunculan
Dari kejauhan, anak-anak tanpa seragam menenteng kresek
Membawa buku pelajaran agar tak kuyup

Pelepah pisang jadi atap kepala
Meski baju mereka sudah setengahnya basah
mereka tetap ceria
Karena bagi mereka, tak ada hal yang paling menyenangkan selain ke sekolah

Guru sudah berdiri di daun pintu
Air mukanya pasrah
Rupanya atap rumbia kelas dibobol hujan
Kekhawatiran selama ini terjawab sudah
Bangunan lapuk tak punya kuasa menahan air langit

Anak-anak tanpa seragam terpaku lama melihat kelas
Di atas kursi dan meja mereka teronggok sisa-sisa rumbia
Ruang kelas bak kapal pecah

Dalam hening, sang guru mencari akal
Anak-anak pun digiring menuju surau dekat sekolah
Mereka tak mau merugi sudah datang
Anak-anak tanpa seragam hanya ingin belajar

Meski udara dingin menusuk-nusuk tulang
Namun semangat mereka menjadi penghangat diri
Mereka antusias mengenal ilmu
Mulai dari membaca hingga berhitung

Kini, sudah puluhan tahun berlalu
Anak-anak tanpa seragam tak lagi lesehan di serambi surau
Mereka tak lagi nampak bercengkerama di bawah rumbia
Mereka juga tak lagi menenteng kresek, atau berjalan hingga puluhan kilo
Orang tua mereka bilang,
"Anakku sudah jadi orang."

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team