Jakarta, IDN Times - Seperti manusia, ternyata orangutan juga mempunyai rasa cemburu, kesal, bahkan jatuh cinta.
Pemandu wisata Taman Nasional Tanjung Puting, Kecamatan Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Ria Fitria mengungkapkan, hampir tiap hari ada saja tingkah lucu yang dilakukan orangutan di Taman Nasional tersebut.
Ria menceritakan, ada satu momen menarik di salah satu balai konservasi orangutan yakni Camp Leakey.
"Jadi orangutan bernama Tom ini sedang jatuh cinta dengan orangutan bernama Rara, Tom ini menarik perhatian atau mulai pendekatan dengan memberikan minum yang tersedia di baskom kecil ke Rara, usai minum itu Tom mengajak Rara bergandengan, jadi ceritanya mereka jadian ni," terang Ria saat menyusuri Sungai Sekoyer yang membelah Taman Nasional Tanjung Puting, Sabtu (28/9).
Bukan hanya manusia yang cemburu, orangutan juga bisa sakit hati melihat pasangannya berjalan dengan yang lain. Perasaan itu pernah dialami Rara.
Ria mengungkapkan, Rara pernah cemburu pada Tata yang merupakan orangutan paling cantik di Camp Leakey.
"Pernah, Tata datang saat Tom dan Rara sedang makan bersama. Tata seolah menggoda Tom dengan menggandeng tangan Tom, eh kayaknya si Rara cemburu lalu melempar Tata dengan kulit pisang," cerita Ria sambil tertawa.
Ada pula Siswi, orangutan betina yang sering menjahili pengunjung. Sesekali Siswi mengadang wisatawan dengan duduk manis di jembatan kayu.
Meski demikian, Siswi merupakan orangutan yang pintar, sebab dia bisa mendayung perahu, mandi, juga mudah menirukan aktivitas ranger lainnya.
"Siswi termasuk orangutan yang pintar, dia bahkan bisa menggergaji setelah beberapa kali melihat ranger menggeraji kayu, " papar Ria.
Presiden Orangutan Foundation International Dr Prof Birute M Galdikas mengungkapkan, berdasarkan data 2016, saat ini ada 6 ribuan orangutan di Taman Nasional Tanjung Puting. Sementara jumlah wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional ini sebanyak 27 ribu orang.
Menurut Birute, selama wisatawan patuh terhadap peraturan maka keberlangsungan orangutan tetap terjaga.
"Tidak ada dampak buruk terhadap orangutan selama pengunjung patuh. Contohnya di Uganda dan Rwanda yang mendirikan pariwisata gorila gunung serta bisa berkembang biak dengan baik," imbuhnya.
Saat kebakaran hutan dan lahan melanda Kalimantan September lalu, orangutan juga ikut terkena dampaknya. Menurut data yang dimiliki The Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), ada 37 orangutan yang terkena Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di area konservasi rehabilitasi orangutan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Dari jumlah itu, 31 ekor masih usia dini dan 6 lainnya sudah dewasa.
"Banyak yang kecil, karena masih lemah," kata Pimpinan The Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), Jamartin Sihite, saat dikonfirmasi lewat sambungan telepon, Kamis (19/9).