Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Potret Kebebasan Beragama Selama Pemerintahan Pertama Jokowi

IDN Times/Indah Pertama Sari
IDN Times/Indah Pertama Sari

Jakarta, IDN Times -  SETARA Institute merilis hasil riset mengenai Kondisi Kebebasan Beragama/Berkeyakinan (KBB) di Indonesia. Riset ini menunjukkan bagaimana kondisi KBB di Indonesia selama 12 tahun dan lima tahun terakhir. 

Spektrum waktu yang dipersempit dalam lima tahun terakhir merupakan masa pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo di periode pertama yakni hingga 2018.

Riset ini merupakan penelitian campuran (kualitatif-kuantitatif) dengan kombinasi desk study dan field study. SETARA mengumpulkan data dengan melakukan diskusi kelompok, wawancara mendalam dengan berbagai otoritas negara, tokoh, monoritas dan kelompok korban, serta analisi dokumen dan pemberitaan di media.

1. Daerah dengan tingkat peristiwa KBB tertinggi

Dok. SETARA Institute
Dok. SETARA Institute

Dalam 12 tahun terakhir ternyata terjadi 2.400 peristiwa pelanggaran KBB dengan 3.177 tindakan. Peristiwa KBB menyebar di seluruh 34 provinsi yang ada di Indonesia. Berikut adalah daftar 10 provinsi tertinggi dengan peristiwa KBB tertinggi dalam 5 tahun terakhir, yakni hingga 2018. 

1. Jawa Barat, 162 persitiwa

2. DKI Jakarta, 113 peristiwa

3. Jawa TImur, 98 peristiwa

4. Jawa Tengah, 66 peristiwa

5. Aceh, 65 peristiwa

6. DI Yogyakarta, 37 peristiwa

7. Banten, 36 peristiwa

8. Sumatera Utara, 28 peristiwa

9. Sulawesi Selatan, 27 peristiwa

10. Sumatera Barat, 23 peristiwa

2. Pelanggar KBB dari aktor negara

Dok. SETARA Institute
Dok. SETARA Institute

SETARA Institute juga menunjukkan aktor negara yang paling banyak melakukan pelanggaran KBB selama lima tahun terakhir, tepatnya semasa pemerintahan Jokowi di periode pertama. Peringkat teratas didominasi oleh Pemerintah Daerah dan Kepolisian, tindakan mereka melebihi angka 100.

1. Pemerintah Daerah, 151 Tindakan

2. Kepolisian, 108 Tindakan

3. Institusi Pendidikan, 30 Tindakan

4. Satpol PP, 29 Tindakan

5. Pengadilan, 21 Tindakan

6. Kejaksaan, 18 Tindakan

7. TNI, 16 Tindakan

8. Kementerian Agama, 15 Tindakan

9. Wilayatul Hisbah, 14 Tindakan

10. Pemerintah Desa, 10 Tindakan

3. Pelanggar KBB dari aktor non negara

Dok. SETARA Institute
Dok. SETARA Institute

Riset ini juga menunjukkan angka pelanggar KBB dari aktor non negara yang dispesifikkan lima tahun terakhir. Organisasi massa dan organisasi masyarakat keagamaan  masuk dalam 10 besar aktor non negara yang turut lakukan pelanggaran KBB.

1. Kelompok warga, 183 Tindakan

2. Ormas keagamaan, 91 Tindakan

3. Majelis Ulama Indonesia, 77 Tindakan

4. Front Pembela Islam (FPI),  54 Tindakan 

5. Individu, 57 Tindakan

6. Forum Umat Islam (FUI), 18 Tindakan

7. Tokoh Agama/Masyarakat, 11Tindakan

8. Ormas, 20 Tindaka

9. Perusahaan, 13 Tindakan

10. Gerakan Pemuda Ansor, 9 Tindakan

4. Tujuan adanya riset ini

IDN Times/Indah Permata Sari
IDN Times/Indah Permata Sari

Tujuan SETARA Institue melakukan riset pemantauan ini  untuk menghasilkan produk pengetahuan yang bisa meningkatkan pemahamanan publik mengenai kondisi KBB,. Tak hanya itu, penelitian juga untuk menganalisis aspek pelanggaran KBB. Terakhir, tujuan dari adanya riset ini adalah unuk memberikan patokan data bagi advokasi korban, kebijakan, serta riset-riset selanjutnya.

Pengujian data dalam riset ini menggunakan teknik triangulasi sumber, yakni dengan membandingkan dan melakukan pengecekan ulang derajat kepercayaan suatu informasi melalui waktu serta alat yang berbeda.

5. Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf harus ambil langkah soal intoleransi

IDN Times/Fariz Fardianto
IDN Times/Fariz Fardianto

Data yang disajikan SETARA menunjukkan bahwa isu untuk memajukan KBB dan toleransi di Indonesia masih jadi persoalan yang serius dan harus ditangani dengan komprehersif.

"Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai pemerintahan baru hasil Pilpres 2019 hendaknya mengambil tindakan konkrit untuk merawat kemajemukan dan memperkuat negara Pancasila," tulis SETARA dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/11).

Maka dari itu pemerintah perlu lakukan terobosan seperti meruntuhkan supremasi intoleransi dan merespons konsolidasi kelompok-kelompok intoleran dan vigilante. Mencegah berulangnya tindakan pelanggaran terhadap tindakan yang intoleran, serta menegaskan sikap zero tolerance pada segala tindakan yang bertentangan dengan kebhinekaan, pancasila, dan konstitusi RI.

Share
Topics
Editorial Team
Lia Hutasoit
Umi Kalsum
Lia Hutasoit
EditorLia Hutasoit
Follow Us

Latest in News

See More

artikel BARU tampil

12 Agu 2025, 13:46 WIBNews
Nulla facilisi

Artikel BARU!

12 Agu 2025, 13:08 WIBNews
Frame 1000004504.png

artikel news indonesia 2025

31 Jul 2025, 15:07 WIBNews
koneksi bapuk

coba tes jam cuy

21 Jul 2025, 00:00 WIBNews
gallery keenam

Artikel revised [edit LAGI]

18 Jul 2025, 09:28 WIBNews
9wapwl.jpg

tes jam new york

17 Jul 2025, 23:00 WIBNews
Asperiores eius quia ubah

Testing Artikel test

02 Jul 2025, 10:11 WIBNews
iamge

Artikel community nasional

01 Jul 2025, 10:48 WIBNews
GVei0VPWcAA0QTB.jpg

artikel tanggal enam belas

23 Jun 2025, 11:58 WIBNews
GV9soLjaoAAIqGr.jpg

Artikel baru dengan link

17 Jun 2025, 16:12 WIBNews
GVei0VPWcAA0QTB.jpg

Artikel news baru

12 Jun 2025, 13:46 WIBNews
Sollicitudin

Artikel Nasional 9

10 Jun 2025, 13:04 WIBNews