Hoax Salju di Jakarta, 5 Daerah Ini Pernah Diguyur Hujan Es

Netizen dikejutkan video yang menunjukkan buih putih seperti salju berhamburan di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. Salah seorang warga merekam "salju" putih tersebut dan mengunggahnya ke akun media sosialnya hingga menjadi viral. Dalam videonya yang berdurasi sekitar 20 detik itu, perekam berujar ada hujan salju di Jakarta.
Namun anehnya, buih "salju" hanya memenuhi salah satu sisi jalan saja, yakni di jalur cepat. Sedangkan di jalur lambat dari arah Sudirman ke Jalan M.H. Thamrin dan dua jalur dari arah sebaliknya tak tampak apapun. Hanya basah usai hujan yang mengguyur kawasan tersebut.
Apa yang sebenarnya terjadi?
BMKG: Tak mungkin hujan salju di Jakarta.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyatakan peluang hujan salju di Indonesia, terutama di Jakarta, sangat kecil kemungkinannya. Bahkan, dipastikan hampir tidak mungkin fenomena tersebut terjadi. Sebab, Indonesia merupakan negara yang berada di garis khatulistiwa. Dilansir dari Kumparan, BMKG berujar hujan salju hanya terjadi di kawasan subtropis dan kutub, bukan di wilayah tropis.
Buih putih hanya busa tumpah.

Setelah ditelusuri, BMKG menegaskan hujan salju di Jakarta hanya berita bohong atau haox. Buih putih yang memenuhi salah satu sisi jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, tak lain hanyalah busa yang tumpah. Sejumlah orang yang terlihat berada di sekitar lokasi pun terlihat tidak terlalu menghiraukan fenomena "salju" tersebut.
Hujan es di beberapa wilayah.
Meski tak mungkin menikmati fenomena hujan salju, BMKG menyatakan Indonesia masih berpeluang mengalami hujan es. Biasanya, hujan es disertai petir dan angin kencang dengan durasi singkat. Lebih banyak terjadi pada masa transisi atau musim pancaroba, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. Seperti yang terjadi pada awal tahun ini, sejumlah daerah di Indonesia diguyur hujan es.
Angin kencang dan hujan es di Surabaya mengakibatkan pohon tumbang.

Hujan deras disertai angin kencang dan es terjadi di Surabaya pada 3 Maret lalu. Puluhan pohon tumbang dan beberapa fasilitas gedung dikabarkan rusak. Misalnya seperti yang terjadi di kawasan kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, puluhan motor mahasiswa yang diparkir di halaman kampus rusak tertimpa pohon tumbang.
Dari pantauan citra radar, BMKG memantau adanya gerakan awan Cumulonimbus atau awan CB dengan ketinggian lebih dari 4 kilometer. Awan tersebut melampaui freezing level reaktifasi citra radar sangat tinggi hingga lapisan bawah, ditunjang oleh suhu permukaan awan yang cukup rendah. Sehingga menimbulkan hujan es.
Hujan es di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Butiran es sebesar kerikil berjatuhan bersamaan dengan hujan lebat dan angin kencang uga terjadi di Jakarta. Tak merata, hujan es beberapa menit itu hanya terjadi di sebagian wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. BMKG mengatakan fenomena hujan es itu bersamaan dengan siklon tropis Debby yang terjadi di timur laut Australia, yang menyebabkan terjadi konvergensi dari Sumatera Selatan hingga Nusa Tenggara Timur. Ini yang membuat pumpunan awan menjadi tidak stabil, kemudian menyebabkan hujan es.
Guyuran es di Bandung sebesar kelereng.

Bandung dilanda hujan es dua kali dalam satu bulan lalu. Hujan es disertai angin kencang di sejumlah wilayah di Bandung. Ukuran es yang jatuh bervariasi dari butiran kecil hingga sebesar kelereng. Dari foto yang dihimpun Kompas, terlihat tumpukan es mirip salju yang menutupi sebagian jalan. Sejumlah warga malah terlihat kegirangan menyaksikan butiran es jatuh dari langit hingga menyerupai salju. Mereka berlomba-lomba mengabadikan fenomena itu dengan berswafoto.
Atap rumah warga di Bekasi rusak.

Terjadi pada 25 September 2016 lalu, batuan merusak beberapa atap rumah warga. Hujan yang turun sejak sore pukul 17.00 itu menyebabkan butiran es jatuh pada pukul 19.00. Hujan es turun bersamaan dengan hujan deras dan angin kencang. Butirannya kecil-kecil hanya sebesar butiran jagung.
Yogyakarta juga pernah hujan es, loh.

Hujan es terjadi di Wonokerto, Sleman, dan sekitar lereng Merapi terjadi pada 25 Januari 2015 lalu. Kabupaten Sleman sisi utara dan timur, tepatnya di Kecamatan Turi, juga kebagian merasakan fenomena langka itu. BMKG Yogyakarta menyatakan fenomena itu terjadi karena konsentrasi awan Cumulonimbus, sehingga es jatuh terpental petir atau faktor turbulensi yang terjadi di awan tersebut.