Menempuh jarak satu jam perjalanan atau bahkan lebih untuk sampai ke rumah murid, tak jarang Aditia Putri harus melakukannya sambil menahan nyeri di kepala. Sindrom Hughes yang diidap sejak kecil membuatnya sering mengalami sakit kepala hebat.
Perempuan kelahiran Jakarta, 11 Agustus 1993 ini berprofesi sebagai guru les privat dan pembuat kue. Bahkan dalam kondisi hamil seperti sekarang ini, Putri tetap memilih beraktivitas seperti biasa meski kadang sakit kepala hebat tiba-tiba menyerang.
Sejak kecil Putri sering mengalami sakit kepala hebat yang berulang. Baru saat dia duduk di kelas 2 SMP, orangtuanya membawa ke klinik setelah Putri pingsan di sekolah untuk pertama kali.
Pemeriksaan ini memberikan hasil bahwa Putri mengidap APS atau Sindrom Hughes, yang membuatnya harus ketergantungan pada obat pengencer darah. Jika telat mengonsumsi obat tersebut, intensitas sakit kepala yang muncul jadi makin sering dan parah.
Penyakit yang diidap Putri yaitu Sindrom Hughes adalah nama populer untuk Anti Phospolipid Syndrome (APS). Sindrom ini hanya menyerang wanita, termasuk salah satu kondisi kelainan darah di mana pengidapnya mengalami gangguan autoimun.
Sistem kekebalan tubuh justru menyerang lemak fosfolipid yang berperan dalam proses pembekuan darah, sehingga membuatnya cepat membeku atau mengental. Akibatnya, pengidap Sindrom Hughes sering mengalami sakit kepala tak tertahankan.
Gejala awal Sindrom Hughes adalah sering mengalami sakit kepala secara berulag, mudah merasa lelah, sering kesemutan di area kaki, hingga gangguan gerak dan keseimbangan.
Sindrom Hughes sangat berbahaya bagi kehamilan. Pengidap kelainan ini perlu ekstra perawatan selama hamil. Nutrisi dan vitamin harus diperhatikan agar pertumbuhan janin berjalan baik, serta terhindar dari resiko keguguran dan gangguan saat persalinan.
Putri sehari-harinya berprofesi sebagai guru les privat dan pembuat kue. Hampir semua lokasi tempat tinggal muridnya berjarak cukup jauh dari rumah Putri. Kondisi ini tentu membuat ayah dan suaminya khawatir, apalagi Putri dalam kondisi hamil.
Belum lagi jika sakit kepalanya kumat di tengah perjalanan. Putri mau tak mau berhenti sejenak hingga sakit kepalanya mereda baru melanjutkan perjalanan. Ditambah aktivitasnya membuat kue yang cukup menyita waktu dan tenaga.
Sempat diminta ayah dan suaminya untuk mengurangi kesibukan, Putri tetap ingin mengajar sampai perutnya makin membesar. Dia juga sudah mulai membuka slot pesanan kue kering untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri yang gak sampai dua bulan lagi.
Tekad kuat Putri untuk tetap mengajar dan berkarya adalah caranya melawan rasa sakit. “Pokoknya yakin aja, ini kondisi terbaik yang Tuhan pilihkan. Jangan banyak ngeluh, Tuhan gak akan menguji manusia di luar batas kemampuannya,” tutur Putri.
Lewat kegigihannya ini pula Putri ingin berbagi semangat dengan sesama perempuan di luar sana. “Kalau kamu punya kelemahan, yang paling penting itu jangan pataha semangat. Terus cari cara, gimana biar kelemahan ini bisa jadi kelebihan,” imbuhnya lagi.
Untuk kamu di luar sana yang sama seperti Putri sedang berjuang melawan penyakit tertentu, tetap semangat berkarya, ya. Jangan mau kalah sama rasa sakit!