5 Pelajaran yang Bisa Diambil dari Film Korea Kim Ji Young, Born 1982 

Tidak ada pekerjaan yang tidak melelahkan, termasuk pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, terkadang orang lain selalu meremehkan pekerjaan satu ini. Padahal menjadi ibu rumah tangga bukan hanya mengurus pekerjaan rumah semata, tapi harus mengurus dan mendidik anak-anak sepanjang hari. Waktu kerjanya pun sepanjang hari dan tidak ada waktu libur sama sekali.

Sama seperti yang dialami oleh Kim Ji Young, dirinya yang sebelum menikah meniti karir yang cemerlang di sebuah perusahaan namun dirinya terpaksa harus berhenti ketika telah menikah dan melahirkan. Perasaan depresinya semakin menjadi-jadi ketika ibu mertuanya seringkali menyuruhnya bekerja di dapur setiap kali berkunjung ke rumah mertua dan di samping itu ibu mertuanya juga sering menyalahkan Ji Young seolah-olah Ji Young sudah memberatkan hidup putranya.

Terkadang seorang ibu rumah tangga bisa terkena baby blues yang bisa saja mencelaki dirinya sendiri maupun anak-anaknya, karena kemungkinan pekerjaan rumah tangga yang terlampau berat dan kejenuhan yang melanda dirinya. Dalam kasus ini Kim Ji Young yang mengalami depresi berat dan krisis identitas terus dimotivasi oleh suaminya yang sangat peduli padanya.

Bahkan sang suami, Dae Hyun malah menyuruh Ji Young untuk kembali bekerja agar istrinya bisa kembali bersemangat menjalani hari-harinya meskipun Dae Hyun harus mengambil cuti orangtua selama satu tahun.

Meskipun seorang perempuan sudah menikah dan memiliki anak, namun dirinya masih tetap menjadi anak perempuan orangtuanya. Seperti yang dialami Ji Young, dirinya kerap kali disalahkan oleh ibu mertuanya meskipun sudah bekerja keras menjadi seorang istri dan ibu bagi anak perempuannya. Ibu mertuanya terlampau sayang pada Dae Hyun, anak laki-laki satu-satunya yang sesekali membantu Ji Young mengurus rumah dan putrinya ketika luang.

Padahal Ji Young sama sekali tidak pernah menyuruh suaminya untuk membantunya mengurus rumah tangga. Namun ibu mertuanya melihat itu sebagai sesuatu yang tidak wajar, dan kerap menyalahkan Ji Young atas apa yang terjadi.

Ada kalanya seorang suami memberikan me time atau sekadar melakukan hal-hal yang disukai untuk istrinya yang telah bekerja keras mengerjakan pekerjaan rumah tangga serta anak-anak, agar si istri tidak mudah stress bahkan depresi. Sama seperti halnya Kim Ji Young yang mengalami krisis identitas kerap bertanya-tanya apakah pilihan hidupnya untuk menjadi seorang ibu rumah tangga sudah benar atau tidak.

Dirinya yang merasa jenuh dengan rutinitasnya mencoba untuk bekerja kembali, namun ibu mertuanya malah memarahinya dan menganggapnya menjadi biang masalah untuk putranya. Hal itu membuat Ji Young sedih. Namun untungnya Dae Hyun memberikan kesempatan pada Ji Young untuk kembali bekerja dan melakukan hal-hal yang diinginkan Ji Young.

Meskipun pada akhirnya Ji Young lebih memilih melepaskan pekerjaan barunya tersebut dan tetap menjadi seorang ibu rumah tangga. Dan Ji Young memutuskan menjadi seorang penulis dengan menceritakan kisah hidupnya tersebut.

Jika seseorang dirasa berat dengan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga, maka bersikap terbukalah pada suami, jangan pernah menanggung beban sendirian karena akan fatal akibatnya. Begitu pun Kim Ji Young yang tidak pernah menceritakan bebannya pada suaminya karena merasa dirinya tidak apa-apa. Namun pada akhirnya beban yang dipikul Ji Young sungguh berat sampai membuatnya menjadi depresi bahkan mengalami krisis identitas karena merasa sudah lelah dengan hidupnya. Dan pada akhirnya Ji Young pun menceritakan beban yang dihadapinya pada suaminya.

Nah, itulah kelima pelajaran hidup yang bisa diambil dari film Korea Kim Ji Young-Born 1982, semoga penjelasannya bermanfaat ya!