Kota di Rusia Ini Menggunakan Wanita Telanjang untuk Mengurangi Ngebut di Jalan

Kampanye daerah berbau kontroversial datang dari Pulau Novaya Zemiya, Rusia. Sebuah pemberlakuan kampanye tertib berlalu lintas mulai digalakkan baru-baru ini. Yang membuatnya unik dibanding kampanye tertib berlalu lintas di daerah lain adalah karena menggunakan cara yang senonoh dan membuat gempar seluruh dunia.

Sekelompok perempuan cantik diminta telanjang dada di pinggir jalan untuk memegang rambu lalu lintas batas maksimum kecepatan berkendara.

Cara menertibkan lalu lintas yang gak wajar itu adalah dengan mengirim beberapa perempuan cantik dan meminta mereka untuk bertelanjang dada serta mengenakan sepatu hak tinggi untuk beraksi di pinggir jalanan. Di pinggir jalan nanti, mereka akan membawa rambu lalu lintas yang menunjukkan batas maksimum kecepatan dalam berkendara yaitu 40 sampai 60 kilometer per jam.

Pada awalnya, para perempuan ini mengenakan pakaian dalam yang berupa bra dan celana dalam. Namun, pihak pengontrol kampanye meminta para perempuan tersebut bertelanjang dada agar tujuan kampanyenya lebih efektif.
Secara mengejutkan, kampanye ini menunjukkan hasil yang positif, gak ada lagi kecelakaan lalu lintas sejak itu diberlakukan.

Walaupun cara ini dianggap kontroversial dan ditentang seluruh dunia, usaha pemerintah daerah tersebut didukung penuh oleh warga setempat. Terutama para penduduk golongan usia senja, yang ketakutan setiap ingin menyebrangi jalan raya. Yang lebih mengejutkan, sejak diterapkannya kampanye tersebut, dilaporkan gak ada lagi kecelakaan lalu lintas, padahal sebelumnya tingkat kecelakaan lalu lintas di Pulau Novaya terbilang tinggi.
Beberapa perempuan cantik yang terlibat dalam aksi tersebut angkat bicara mengenai kampanye penertiban lalu lintas ini.

Para pelaku penertiban ini menyampaikan suaranya mengenai apa yang mereka rasakan saat melakukannya serta dampaknya. Salah satu mengatakan bahwa biasanya pengendara kendaraan bermotor tetap melaju kencang walau telah memasuki daerah berambu kecepatan maksimal tertentu. Setelah mereka "beraksi" di tepian jalan, mereka berkata bahwa para pengemudi selalu memelankan kendaraan mereka dan menyempatkan diri untuk menyapa mereka.

Beberapa perempuan lainnya mengatakan bahwa mereka terkadang diteriaki oleh pengemudi dengan godaan tertentu, tapi gak ada yang melecehkan secara fisik karena mereka dilindungi pemerintah dan penduduk setempat.
Para pengemudi kendaraan bermotor pun menyampaikan pendapat tentang pemberlakuan penertiban lalu lintas yang baru ini.

Menurut beberapa pengemudi, mereka ingin melihat lebih banyak hal seperti itu di jalan raya. Kehadiran para perempuan cantik itu disambut baik oleh semua pemilik kendaraan bermotor. Para pengemudi menyatakan mereka menjadi lebih awas terhadap rambu yang sebelumnya mereka abaikan.

Juru bicara kepolisian wilayah Nizhny Novgirod, Igor Mikhailvskin, mengatakan bahwa mereka akan tetap menerapkan cara ini seterusnya walaupun ditentang keras oleh seluruh dunia terutama dari para aktivis pemberdayaan wanita. Memang sih cara ini berhasil mengurangi kecelakaan lalu lintas secara drastis, tapi masa iya sih gak ada cara lain yang lebih "manusiawi" dan menghargai kaum wanita? Bayangkan jika ini terjadi di Indonesia. Miris.