Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Tips Mengelola Keuangan Ini Wajib Diterapkan Pasangan Muda

Menikah bisa menjadi salah satu tujuan hidup yang segera dicapai di usia muda. Kita memang bisa menikah dengan segera, tetapi harus sadar ada konsekuensi yang mengikuti setelah pernikahan. Konsekuensi yang paling jelas adalah tanggung jawab suami dan istri untuk mandiri mengatur keuangan.

Pengaturan keuangan setelah pernikahan adalah hal yang gak mudah. Namun, tenang saja. Kalian bisa tetap hidup damai dan bahagia jika mulai sekarang mengikuti sembilan tips berikut.

1. Mulailah menyusun skala prioritas yang ingin dicapai berdua.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160812/maui-hawaii-wedding-0017-471f8f078d4fdab6fc5325c9e19c1d10.jpg

Pernikahan dilakukan oleh dua orang dan pikiran yang berbeda. Namun dalam ikatan pernikahan, keduanya berjanji untuk selaras. Maka dari itu, tentukan tujuan hidup yang ingin digapai. Buat rencana untuk menggapai tujuan tersebut. Sebisa mungkin tujuan bersama ini menjadi prioritas.

2. Dalam sebuah hubungan pernikahan, siapakah Sang Menteri Keuangan?

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160811/4-01f186621cae5f1aef1cfc8a336c4851.jpg

Dari dua orang, tentu ada yang lebih baik dalam mengelola keuangan. Pilihlah dia sebagai menteri keuangan atau bendahara keluarga. Dengan cara ini, keamanan finansial dapat terjamin dari godaan untuk membelanjakan uang pada hal-hal yang tidak penting.

3. Kira-kira dengan pendapatan sekarang, berapa biaya hidup yang diperlukan berdua?

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160728/fotolia-60770450-s-c206119a8b4d3fe3efd50d80e2f2b16d.jpg

Menentukan biaya hidup penting dilakukan karena mulai sekarang, cukup dan kurangnya uang rumah tangga akan ditanggung berdua. Kita tentunya tidak ingin hasrat bahagia atau foya-foya kita malah mengambil jatah makan akhir bulan.

4. Berapa uang yang akan ditabung untuk keperluan masa depan?

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160806/am4-d2a2fba1e876395b06ec06807ec1ccca.jpg

Setelah memikirkan mengenai biaya hidup, selanjutnya kita juga harus memperhitungkan untuk menabung. Tabungan ini penting agar kita bisa menyicil biaya yang sekiranya diperlukan di masa depan. Contohnya adalah tabungan hari tua (pensiun), asuransi, pendidikan anak, dan lain sebagainya.

5. Tentukan batas pengeluaran yang masih bisa dan sudah tidak bisa ditolerir.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160806/am6-b94f9c5f6382d6e074a71689615ea895.jpg

Dengan menentukan batas keuangan yang masih bisa ditolerir, kamu bersama pasangan tidak akan kaget karena anggaran pengeluaran masih dalam batas aman. Kalau pengeluaran sudah menyentuh batas yang tidak bisa ditolerir, itu artinya kamu dan pasangan harus berhenti mengeluarkan uang. Soalnya kalau diteruskan, dapat mengganggu kestabilan pos-pos anggaran lain yang lebih penting.

6. Catat pemasukan dan pengeluaran.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160806/am5-8bb61c5b435d3f111357334ab7f809f0.jpg

Meskipun terlihat mudah, nyatanya susah lho mencatat pemasukan dan pengeluaran. Susahnya terletak pada konsistensi untuk terus mencatat baik seberapa pun kecil atau besarnya pemasukan dan pengeluaran. Namun kalau kamu berhasil melakukannya, niscaya keuangan keluarga akan jauh lebih terkendali.

7. Mendaftar aset yang dimiliki dan membuat aset tersebut produktif.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160806/am7-c3cefdd059e9e844d9e323fea11caed6.jpg

Selalu ada hal-hal tidak terduga dalam kehidupan. Karena itu, kita harus sadar aset yang kita miliki dan membuatnya produktif. Bila sewaktu-waktu aset kita rusak, kita bisa menggantinya karena produktivitas aset telah balik modal.

8. Selalu alokasikan dana cadangan.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160806/am8-253ae7fcaa468a8796853bb799242813.gif

Setiap strategi manajemen, pasti mengalokasikan dana cadangan. Begitu pula seharusnya dengan manajemen keuangan rumah tangga. Dana cadangan dipakai untuk mengantisipasi keperluan darurat dan biasanya berkisar di angka 10 persen dari total pengeluaran.

9. Bikin perencanaan keuangan bersifat fleksibel.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/20160806/am9-85095ce154dad38f5c6b2c4ffb663b15.jpg

Perencanaan keuangan seharusnya bersifat fleksibel bila terjadi hal-hal yang memaksa perubahan. Semisal orang tua atau mertua jatuh sakit dan harus tinggal bersama kalian. Namun bila tidak ada kejadian gawat, kamu dan pasangan harus tetap berpegang teguh pada rencana awal.

Selamat menyusun rencana bersama pasangan tercinta! Setelah rencana tersusun, kamu dan pasangan bakal semakin cinta. Soalnya kalian sudah mendiskusikan hal penting berdua dan menunjukan rasa saling percaya!

Share
Topics
Editorial Team
Fajar Nurmanto
EditorFajar Nurmanto
Follow Us

Latest in Business

See More

Artikel reviewed coba

22 Des 2025, 12:01 WIBBusiness
ss_8d23b9dd754ae8d287c0588641f169abe8acb86a.1920x1080.jpg

Ciba artikel table

15 Des 2025, 13:53 WIBBusiness
rthtrh

coba test lagi lagi

09 Des 2025, 14:57 WIBBusiness
ss_df1de01f93f61bd30d64e6206b606d0a15cb485f.1920x1080.jpg

test artikel lagi

09 Des 2025, 14:54 WIBBusiness
02.jpg

test artikel

09 Des 2025, 14:51 WIBBusiness
GVq5Zpna8AAQq-M.jpg

artikel community 2

01 Des 2025, 15:17 WIBBusiness
E_8IbBkVIAk8LeP.jpg

artikel community 3

28 Nov 2025, 15:16 WIBBusiness
ss_edfd360b92d6f9b983b759fd837e664b86cd9563.1920x1080.jpg

Cek carousel

24 Nov 2025, 10:02 WIBBusiness
ss_0b9594934db8a1457c915e200f9d0d9b447a3df4.1920x1080.jpg

Artikel test data

21 Nov 2025, 13:41 WIBBusiness
Nulla facilisi

dwedwe

19 Nov 2025, 14:39 WIBBusiness