Wow! Ternyata Mayoritas Investor BEI Kelompok Millennial
Jakarta, IDN Times -PT Bursa Efek Indonesia mencatat hingga Mei 2019 jumlah investor di pasar modal mencapai 1,92 juta orang. Angka ini meningkat 19 persen dari akhir tahun lalu yang sebesar 1,61 juta.
"Diharapkan sebentar lagi mencapai 2 juta, untuk Single Investor Identification (SID) saham sudah mencapai 952, sedikit lagi sudah menembus satu juta SID I saham," kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi di Gedung DPR RI.
1. Mayoritas investor millennials
Ia mengatakan mayoritas investor di pasar modal Indonesia saat ini berasal dari golongan millennials yang berusia di bawah 30 tahun atau sebesar 40,33 persen.
"Investor kita 40 persen itu di usia-usia millennials, kalau kita jumlahkan antara 30 hingga 40 itu kita jumlahkan sudah lebih dari 50 persen," tuturnya.
2. Berikut rentang usia investor pasar modal
Selanjutnya dalam pemaparannya di hadapan komisi XI DPR-RI, ia menjelaskan, kelompok usia yang menjadi investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) berada di rentang usia 31 tahun - 40 tahun atau sekitar 25,59 persen dari total investor pasar modal saat ini.
Selanjutnya, investor dengan usia 41 tahun - 50 tahun menyumbang 17,87 persen, lalu investor berusia 51 tahun - 60 tahun sebesar 10,68 persen dan terakhir investor di atas 60 tahun berkontribusi 5,53 persen terhadap pasar modal Indonesia.
3. Pegawai sipil dan swasta juga menjadi investor
Sementara berdasarkan profesi, ia mengatakan 55,2 persen investor merupakan pegawai negeri sipil maupun pegawai swasta.
Secara penghasilan, ia menyebutkan sebesar 57,30 persen investor memiliki pendapatan antara Rp 10 juta -100 juta per bulan.
"Kalau dilihat dari penghasilan yang bermain di pasar ritel kita itu antara income 10 - 100 juta, itu merupakan 57,3 persen," ucapnya.
4. Persebaran Investor terbesar di Pulau Jawa
Ia mengaku, saat ini persebaran investor di BEI memang masih terkonsetrasi dari Pulau Jawa, kemudian disusul oleh pulau Sumatera, Sulawesi dan Bali.
"Yang menarik sebetulnya, Jawa itu, sebetulnya, sebelum 2018 mencapai 75 persen, namun sedikit demi sedikit mulai berkurang karena daerah-daerah lain mulai masuk ke pasar modal," jelasnya.
