Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pekerja Sektor Informal Dominan, Kita Perlu Belajar dari Tiongkok

Direktur Eksekutif CORE Indonesia Hendri Saparini sedang memberikan keterangan pers. (IDN Times/Indiana Malia)
Direktur Eksekutif CORE Indonesia Hendri Saparini sedang memberikan keterangan pers. (IDN Times/Indiana Malia)

Jakarta, IDN Times - Pekerja sektor informal masih tinggi, bahkan mendominasi dalam keseluruhan jumlah pekerja. Pemerintah dinilai harus menyusun strategi kebijakan untuk pengentasan kemiskinan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, 74,08 juta orang (57,27 persen) bekerja pada sektor informal.

"Jumlah itu masih sangat tinggi. Dulu ada program SMK Bisa, tetapi sekarang pengangguran terbesar dari SMK. Sebab, sektor manufaktur tak mampu menciptakan lapangan pekerjaan," kata Direktur Eksekutif CORE Indonesia Hendri Saparini di Jakarta, Senin (9/12).

1. Pemerintah diminta belajar dari strategi Tiongkok

Indonesia Poverty Outlook. (IDN Times/Indiana Malia)
Indonesia Poverty Outlook. (IDN Times/Indiana Malia)

Menurut Hendri, pemerintah bisa belajar dari Tiongkok dalam mengentaskan kemiskinan. Selama 10 tahun, Tiongkok fokus pada sektor pertanian untuk meningkatkan masyarakat kelas menengah.

"Hasilnya, jumlah kelas menengah terbesar ada di desa. Tiongkok menggenjot sektor pertanian, industri, dan jasa pariwisata. Sehingga, mereka gak perlu urbanisasi lagi," ujarnya.

2. Reforma agraria perlu disertai edukasi pada masyarakat

(Ilustrasi hutan di Kalimantan) ANTARA FOTO/Bayu Pratama
(Ilustrasi hutan di Kalimantan) ANTARA FOTO/Bayu Pratama

Selain itu, kata Hendri, reforma agraria yang dijalankan pemerintah perlu disertai edukasi pada masyarakat. Misalnya, program pemberian sertifikat tanah seyogianya tak hanya menargetkan kepemilikan formal saja.

"Orang miskin yang gak punya knowledge market, sertifikat tanah bisa digunakan untuk pinjam uang. Karena gak bisa mengembalikan, akhirnya sertifikat 'hilang'. Akibatnya, kesenjangan kepemilikan lahan makin besar karena gak diimbangi edukasi pengelolaan tanah dengan benar," ujarnya.

3. Lembaga sosial turut ambil bagian dalam memberantas kemiskinan

Group 7844 (1).png
Default Image IDN

Inisiator dan Ketua Pembina Dompet Dhuafa, Parni Hadi menambahkan, lembaga sosial harus turut ambil bagian dalam pemberantasan kemiskinan. Dalam 4 tahun terakhir (Maret 2015–Maret 2019) 3,45 juta penduduk mampu keluar dari kemiskinan. Namun demikian, pencapaian ini lebih rendah dari target RPJMN yang mematok target angka kemiskinan 7-8 persen pada 2019.

“Dompet Dhuafa menerapkan kegiatannya melakukan profetik filantropreneur yang dijabarkan dalam wirausaha sosial profetik untuk memutus lima lingkaran kemiskinan. Salah satunya dengan program Dari Desa, Demi Desa yang merupakan percikan gagasan untuk memakmurkan desa, tempat bermukim mayoritas orang miskin di Indonesia,” kata Parni.

Share
Topics
Editorial Team
Indiana Malia
EditorIndiana Malia
Follow Us

Latest in Business

See More

coba test lagi lagi

09 Des 2025, 14:57 WIBBusiness
ss_df1de01f93f61bd30d64e6206b606d0a15cb485f.1920x1080.jpg

test artikel lagi

09 Des 2025, 14:54 WIBBusiness
02.jpg

test artikel

09 Des 2025, 14:51 WIBBusiness
GVq5Zpna8AAQq-M.jpg

artikel community 2

01 Des 2025, 15:17 WIBBusiness
E_8IbBkVIAk8LeP.jpg

artikel community 3

28 Nov 2025, 15:16 WIBBusiness
ss_edfd360b92d6f9b983b759fd837e664b86cd9563.1920x1080.jpg

Cek carousel

24 Nov 2025, 10:02 WIBBusiness
ss_0b9594934db8a1457c915e200f9d0d9b447a3df4.1920x1080.jpg

Artikel test data

21 Nov 2025, 13:41 WIBBusiness
Nulla facilisi

dwedwe

19 Nov 2025, 14:39 WIBBusiness
image 146.png

coba italic

04 Nov 2025, 13:01 WIBBusiness
Sollicitudin

ah yang benar - republish

04 Nov 2025, 10:02 WIBBusiness