Menhub Minta Harga Avtur Turun, Pertamina: Sudah Kompetitif!
Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (Persero) menegaskan harga avtur yang dijual sudah sangat kompetitif dibanding negara lain. Pertamina juga menegaskan selalu berkomitmen memenuhi kebutuhan avtur di dalam negeri.
"Mengenai harga, dari angka yang ada karena hari ini kita menyediakan avtur untuk Airline Indonesia yang ada di luar negeri. Sehingga kita mempunyai perbandingan harga antara di Indonesia dengan kilang di luar. Kita melihat harga avtur Pertamina sudah cukup kompetitif," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (22/11).
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta agar Pertamina menurunkan harga avtur. Hal itu dilakukan agar harga tiket pesawat bisa lebih murah. Jika tidak, maka pihaknya bakal mendorong badan usaha lain untuk menyediakan avtur.
"Kalau sampai tidak ada penurunan harga Pertamina, Februari kita masukkan operator yang lain," tegasnya.
1. Pertamina tidak impor avtur dan solar sejak Maret 2019
Nicke mengungkapkan, sejak Maret 2019 perseroan tidak pernah lagi mengimpor avtur dan solar dari luar. Pertamina saat ini sudah mandiri memproduksi dua bahan bakar tersebut.
Perusahaan pelat merah ini juga telah meningkatkan kapasitas kilang Cilacap sehingga produksi avtur dapat dilakukan dalam jumlah yang lebih besar.
"Mengenai availability kita sudah mandiri. Kilang kita sudah upgrade khususnya di Cilacap sehingga bisa kita produksi lebih banyak lagi," paparnya.
2. Harga avtur Pertamina masih lebih baik dibanding negara lain
Dibandingkan beberapa perusahaan migas lain di berbagai bandara di Asia, harga avtur Pertamina cukup kompetitif, seperti di Bandara Juanda dipatok Rp9.673,31 per liter dan di Bandara Soekarno Hatta Rp8.735,7 per liter.
Harga tersebut jauh lebih rendah dibandingkan produk Shell yang dijual di Asia Tenggara, seperti di Bangkok, seharga Rp9.961,85, di Manila Rp13.309,15, di Kuala Lumpur Rp10.169,66, dan Singapura Rp11.834,91.
3. Sebanyak 81 persen avtur dialokasikan untuk dalam negeri
Sementara itu, Direktur Pemasaran Korporat Pertamina Basuki Trikora Putra mengatakan, porsi penyediaan avtur ke domestik juga disediakan 81 persen, sementara internasional hanya mendapat jatah 19 persen.
Dari total distribusi untuk dalam negeri, Garuda sebesar 31 persen, Lion Air 24 persen, Citilink 9 persen dan Sriwijaya Air 8 persen serta sisanya untuk yang lain. "Yang (maskapai) luar, Qatar Airways paling besar 12 persen," katanya.
