Warga Swedia Serempak Sumbang Smartphone Bekas untuk Pengungsi. Indonesia Bisa Contoh Nih!

Jika kebanyakan orang menjual atau membuang smartphone lama yang sudah tak digunakan, tapi tidak dengan yang dilakukan sebagian warga di Swedia. Ya, warga di sebagian wilayah berjuluk benua biru itu dilaporkan melakukan gerakan menyumbangkan smartphone lamanya untuk para pengungsi.
Melalui gerakan Refugee Phones, warga diajak untuk menyumbangkan smartphone lama dan bekasnya kepada pengungsi kroban bencana dan para migran gelap di wilayah Swedia.
Gerakan ini disambut baik dan dapat banyak dukungan!

Gerakan mulia nan 'cerdas' ini kabarnya dimulai pada tahun 2015 di Swedia oleh Hanna Wekell dan Gustav Martner. Mereka mulai mengumpulkan smartphone bagi para pengungsi di luar negeri maupun pengungsi yang ada di Swedia.
Total sudah ada 6.000 smartphone yang berhasil dikumpulkan dan disumbangkan kepada para pengungsi. Bahkan uniknya, perusahaan smartphone ternama dunia Sony Mobile diketahui juga ikut dalam program ini dengan menyumbangkan sejumlah smartphone baru yang sudah lewat masa penjualannya.
Gak cuma itu, perusahaan telekomunikasi bernama Telia dan 3 bahkan juga ikut dalam program menarik ini dan menyumbangkan kartu SIM untuk para pengungsi. Hebat ya!
Awal mula gerakan mulai nan 'cerdas' ini.

Dikutip dari Business Insider, gerakan mulai ini bermula dari keprihatinan terhadap para pengungsi yang mengalami masa sulit. Alih-alih menyumbangkan bahan pangan maupun sandang, gerakan ini lebih memilih memberi bantuan berupa smartphone karena hal ini dinilai juga tak kalah penting dari sumbangan berupa sandang maupun pangan.
Para pengungsi dikabarkan juga membutuhkan alat komunikasi untuk tetap bisa berhubungan dengan anggota keluarga yang mungkin ada jauh dari jangkauan. Selain itu, dengan adanya smartphone kemungkinan besar para pengungsi bisa lebih mudah mendapat informasi terkait penyelesaian bencana maupun informasi penting lainnya terkait bencana yang menimpa mereka.
Bermula dari Swedia, gerakan ini akan berlanjut ke seluruh wilayah Eropa.

Gerakan Refugee Phones ini kabarnya akan dilanjutkan ke seluruh wilayah Eropa. Ya, setelah berhasil di Swedia gerakan ini akan dimulai juga di Inggris Raya dan juga Perancis.
Misinya tetap sama yakni memberikan akses komunikasi yang pasti akan sangat dibutuhkan oleh para pengungsi bencana maupun peperangan di suatu wilayah.
Menginspirasi sekali ya gerakan ini! Nampaknya Indonesia juga perlu mencontoh, supaya warga-warga yang terkena bencana seperti banjir Garut beberapa waktu lalu misalnya, bisa mendapat akses komunikasi lancar ke sanak saudara yang pasti membutuhkan informasi keberadaan mereka.