Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
goal.com
goal.com

Chelsea harus kecewa setelah kalah lewat adu penalti dari Manchester City di babak final Carabao Cup pada Senin dini hari (25/02). The Blues kalah dengan skor 4-3, usai dua penendangnya gagal menceploskan bola.

Secara keseluruhan Chelsea tampil apik dan mampu memberikan perlawanan yang sangat kuat kepada Man City. Hingga waktu normal, kedua tim tetap bermain tanpa gol. Sebuah drama kemudian terjadi di akhir perpanjangan waktu babak kedua. Maurizio Sarri berniat untuk menggantikan kiper Chelsea, Kepa Arrizabalaga, namun sang pemain menolak untuk diganti.

Hingga akhirnya dia tetap menjaga gawang Chelsea di babak adu penalti. Sayangnya, ia tetap gagal persembahkan kemenangan bagi Chelsea.

1. Kedua tim tampil disiplin, tak ada gol tercipta di waktu normal

bbc.co.uk

Kedua tim hadir di Wembley Stadium dengan target meraih trofi pertama mereka di musim ini. Tak ingin kembali dipermalukan Man City, Sarri merubah strategi dengan menjadikan Eden Hazard false nine dalam laga tersebut. Di sisi lain, Man City tampil dengan skuat terbaiknya dengan mengandalkan Sergio Aguero sebagai bomber utama.

City mampu tampil dominan sepanjang laga dengan penguasaan bola hingga 62 persen. Sergio Aguero, Kevin De Bruyne dan Bernardo Silva silih berganti memberikan tekanan bagi Chelsea sepanjang babak pertama. Namun tak ada satu pun gol tercipta hingga babak pertama selesai.

Di babak kedua pun situasi tak banyak berubah. Chelsea hanya sesekali melakukan serangan balik melalui kecepatan Eden Hazard dan N'golo Kante. Kedua tim tampil sangat disiplin dan hati-hati, hingga bola lebih sering tertahan di lini tengah. Skor kacamata pun tetap bertahan di babak kedua, sehingga harus dilanjutkan ke babak extra time dan berlanjut adu penalti.

2. Kepa Arrizabalaga menolak diganti, Chelsea justru kalah lewat adu penalti

washingtonpost.com

Jelang babak kedua extra time, Sarri mengambil keputusan untuk memasukan kiper pengganti, Willy Caballero yang lebih memiliki pengalaman dalam situasi adu penalti di babak final Carabao Cup. Saat itu, Kepa pun mengalami kram kaki.

Namun Kepa Arrizabalaga menolak untuk digantikan. Meski membuat Sarri dan Gianfranco Zola berang, Arrizabalaga tetap mengawal gawang Chelsea di babak adu penalti.

Sayangnya, di babak tos-tosan tersebut Chelsea harus gagal menang usai tendangan Jorginho berhasil ditepis Ederson Moraes, dan sepakan David Luiz hanya membentur tiang gawang. Arrizabalaga sendiri hanya mampu menepis satu tendangan Man City, Leroy Sane.

City pun berhasil keluar sebagai juara dan mempertahankan gelar yang juga mereka dapatkan di musim lalu.

3. Arrizabalaga akhirnya buka suara atas insiden tersebut

goal.com

Insiden ini membuat Sarri sangat berang, bahkan ia sempat ingin meninggalkan lapangan. Usai laga, sang pelatih pun menyatakan jika hal itu merupakan kesalahpahaman. Kini, giliran Kepa yang angkat bicara untuk memastikan kepada fans bahwa hubungannya dengan pelatih baik setelah insiden tersebut.

Saya tidak tahu bagaimana ini terjadi, ini bukan citra terbaik,” ucap Kepa kepada reporter usai laga. “Saya sudah bicara dengan pelatih. Saya pikir ini kesalahpahaman.

“Saya paham di televisi, di media sosial, mereka membicarakan ini tapi saya di sini untuk menjelaskannya, untuk mengatakan bahwa saya tidak berniat menentang pelatih. Kami sudah bicara sekarang, dan saya hanya mencoba mengatakan saya baik-baik saja. Ia pikir saya tidak baik. Terdapat tensi ketika itu, dengan banyak hal terjadi."

Kekalahan ini pun membuat posisi Maurizio Sarri sebagai pelatih semakin terancam. Laga ini sempat dikabarkan menjadi nasib penentu Sarri di Stamford Bridge. Kini satu-satunya trofi yang tersisa bisa diperebutkan Chelsea adalah Liga Eropa. Mereka lolos ke babak 16 besar dan akan menghadapi tim wakil Ukraina, Dynamo Kiev.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team