Koala Terancam Punah pada Tahun 2050! Ini 5 Faktanya yang Mengejutkan

Dilansir laman ABC News, kebakaran hutan telah memusnahkan sebagian besar habitat koala di daerah Selatan Port Macquarie, New South Wales. Kepala rumah sakit Koala di Port Macquarie, Cheyne Flanagan menyebutkan bahwa dari total hampir 700 spesies koala yang tinggal di area tersebut, diperkirakan lebih dari 350 tewas terbakar.

Jumlah itu tentu akan semakin bertambah dengan mempertimbangkan faktor dehidrasi, kelaparan, suhu panas, dan faktor lainnya yang dapat membunuh koala. Cheyne menyebutkan kebakaran yang menghabisi sebagian populasi koala ini sebagai bencana nasional.

Tidak seperti hewan-hewan lainnya yang otomatis akan berlari menjauhi kebakaran, koala memiliki insting menyelamatkan diri dengan cara memanjat pohon. Mereka lalu berlindung dengan cara meringkukkan badan seperti bola dan menunggu sampai mara bahaya berlalu. Hal inilah yang lantas menyebabkan banyaknya jumlah koala yang tewas.

DIlansir laman NY Times, salah seorang ahli konservasi juga menerangkan bahwa seandainya api tidak mencapai ke atas pohon tempat koala tersebut berlindung, hewan-hewan malang ini kemungkinan besar akan kepanasan hingga akhirnya jatuh ke bawah dan tewas. Mereka juga bisa mati akibat menghirup asap tebal dan dehidrasi.

Dilansir laman Washington Post, sebelum tragedi kebakaran yang melanda Australia, petugas satwa liar World Wildlife Fund telah memperingatkan bahwa populasi koala mulai terancam akibat ekspansi pembangunan dan pembersihan hutan.

Jumlah koala diperkirakan tak lebih dari 20 ribu ekor di habitat mereka: New South Wales. Koala bahkan diprediksi akan punah pada 2050. Dengan tragedi kebakaran panjang yang melanda Australia, hal ini tentunya makin mendorong populasi koala pada kepunahannya.

Kepala Australian Koala Foundation, Deborah Tabart menyebutkan bahwa kebakaran tahun ini telah memusnahkan habitat koala sebesar 80 persen.

Ahli ekologi Stephen Phillips mengatakan bahwa proses pemulihan bisa memakan waktu yang cukup lama, yakni 10-20 tahun akibat hilangnya habitat koala hingga menyisakan sedikit spesies yang bertahan hidup. Hal ini mengingat bahwa koala termasuk hewan yang tidak cepat berkembang biak: hanya sekali dalam setahun.

Kebakaran hutan yang melanda bagian timur Australia sejak Oktober 2019 diklaim sebagai yang terbesar dan terparah sepanjang sejarah negeri ini. Selain menghancurkan lebih dari 1,5 juta hektare lahan dan ratusan rumah, kebakaran ini juga menewaskan sekitar 8 orang, ratusan koala, dan satwa lainnya.

Sebagai bentuk keprihatinan atas nasib koala yang menjadi korban kebakaran, muncul penggalangan dana online untuk koala yang mengalami cedera atau luka melalui lamanGoFundMe. Penggalangan ini diketahui mendapatkan donasi yang jauh lebih besar daripada kampanye penggalangan dana lainnya di Australia.

Itu dia beberapa informasi terkait nasib koala akibat kebakaran hutan yang melanda Australia. Semoga saja pemerintah Australia segera melakukan langkah yang tepat untuk menghindari hewan-hewan lucu ini dari kepunahan, ya.