Pasukan Kurdi Luncurkan Serangan Besar ke Pertahanan Terakhir ISIS

Qamishli, IDN Time - Pasukan Kurdi dukungan Amerika Serikat yang tergabung dalam Syrian Democratic Forces (SDF), pada hari Sabtu (09/02) melancarkan serangan besar ke pertahanan terakhir ISIS di Timur Suriah. Mereka mencoba untuk benar-benar menghapus kosentrasi pasukan terkuat dan terakhir ISIS yang masih yakin dengan tujuan "kekhalifahan" barunya, seperti yang dilansir dari Reuters.
1. Berusaha menghancurkan pertahanan terakhir ISIS di Timur Suriah

Dikutip dari AlJazeera, pasukan Kurdi sudah mengumpulkan banyak kekuatan dan persediaan untuk pertempuran terbesar dan terakhir di kantung pertahanan ISIS di Timur Suriah. ISIS yang terus menjadi ancaman serius keamanan regional dan global tidak pernah lepas dari target penyerangan Pasukan SDF maupun Pasukan Pemerintah Suriah.
Namun, dengan kekuatan terakhir yang tertampung di kantung pertahanan terakhirnya di Timur Suriah, hal ini membuat serangan yang telah dilakukan oleh SDF dan Pemerintah Suriah terhadap ISIS mengalami kehambatan ditambah dengan korban militer yang tidak sedikit. "SDF telah meluncurkan... pertempuran yang menentukan untuk menghabisi teroris ISIL/ISIS yang tersisa di Desa Baghouz", ujar Juru Bicara Syrian Democratic Forces, Mustafa Bali.
2. Sudah lebih dari 20.000 warga sipil mengungsi

Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dengan ekpansi besar-besarannya di Irak dan Suriah untuk mendirikan kekhalifahan baru pada tahun 2014 dapat terhenti ketika seluruh pihak yang terlibat di konflik Suriah bersekutu untuk menghancurkannya. Kota Raqqa di Suriah dan Kota Mosul di Irak yang menjadi permata utama kebesaran ISIS kala itu, akhirnya dapat direbut kembali pada tahun 2017 dan sejak kejatuhan inilah kekuasaan ISIS terus menurun drastis hingga yang tersisa hanyalah sekantung wilayah pertahanan kecil di Timur Suriah.
Dikarenakan banyak warga sipil yang masih menempati wilayah yang menjadi lokasi pertahanan terakhir ISIS, Pasukan Kurdi (SDF) harus bersabar selama 10 hari karena lebih dari 20.000 orang dievakusi, dilansir dari Reuters. Lokasi ISIS yang juga berada di wilayah kekuasaan Pasukan Pemerintah Suriah yang didukung Rusia dan Iran, ikut menjadi tantangan tersendiri karena ditakutkan terjadi kesalahpahaman yang akan menyebabkan konflik besar di Timur Suriah.
3. Upaya terakhir sebelum AS keluar dari Suriah

Presiden Donald Trump yang menyatakan akan menarik 2.000 Pasukan Amerika Serikat dari Suriah, pelan-pelan akan menjadi ancaman bagi Pasukan Kurdi (SDF) karena sampai saat ini hanya AS lah yang menjadi pendukung utama mereka. Ancaman serangan dari Pasukan Turki yang anti-Kurdi dan upaya perebutan kembali seluruh wilayah Suriah oleh Pasukan Pemerintah Suriah, semua itu akan semakin pasti jika AS benar-benar akan meninggalkan Suriah.
Kekhawatiran Kurdi yang telah menjadi sekutu utama AS dalam perlawanannya melawan ISIS di Suriah ternyata belum cukup meyakinkan Presiden Trump untuk memperhitungkan kembali rencananya. Meskipun begitu, serangan yang akan dilakukan Pasukan Kurdi di Timur Suriah sekarang merupakan upaya terakhir Kurdi untuk menghancurkan ISIS selagi AS masih mendukung seluruh operasi militernya.