Nahas, Pria Ini Tewas Saat Perbesar Alat Vital

Seorang pria Swedia menghembuskan nafas terakhir saat menjalani operasi pembesaran alat vitalnya. Ia meninggal di sebuah klinik operasi plastik di ibu kota Swedia, Stockholm. Menurut catatan, ini adalah kasus pertama di dunia.
Walau terlihat aman, transfer lemak dari satu bagian tubuh ke bagian lainnya berbahaya.

Kasus meninggalnya pria berusia 30 tahun yang tak punya penyakit parah tapi harus merelakan nyawanya karena operasi pembesaran alat vital tersebut diungkap oleh para peneliti melalui Journal of Forensic Science.
Prosedur pembesaran alat vital, seperti operasi plastik pada umumnya, menggunakan prosedur pengambilan lemak dari bagian tubuh yang tak diinginkan dan ditransfer ke bagian yang diinginkan. Prosedur ini sudah sangat jamak, bahkan para selebriti dunia pun melakukannya, sehingga terlihat aman.
Menurut para peneliti, rupanya faktanya tak selalu demikian. "Ini adalah kasus pertama yang terungkap di mana prosedur pembesaran alat vital yang tampak sederhana dan aman melalui transfer lemak menyebabkan kematian mendadak dari seorang pria muda yang sehat," tulis peneliti-peneliti tersebut.
Dokter mengatakan detak jantung pria tersebut tiba-tiba sangat cepat, kemudian level oksigennya menurun, hingga ia sempat terkena serangan jantung. Ia segera dibawa ke ruang gawat darurat padahal prosedurnya belum selesai. Lebih dari satu jam kemudian nyawanya melayang.
Sebagian dokter dan pakar medis mengatakan pembesaran alat vital tidak berguna.

Dokter Tobias Kohler berkata kepada BuzzFeed bahwa operasi pembesaran alat vital tersebut hanya mengakibatkan masalah serius pada kesehatan. Asoasiasi Urologi Amerika Serikat ternyata sudah memperingatkan para pasien bahwa pembesaran alat vital tidak aman sejak 1994 lalu.
"Ini adalah prosedur yang tak berguna sama sekali dan justru membuat pria cacat, dan bahkan bisa membunuhmu. [Kematian] ini adalah yang terburuk, tapi ada banyak konsekusensi buruk lainnya, dari kecacatan hingga disfungsi ereksi permanen," ujarnya.