Masyarakat Ikuti Pemilu Bersejarah dalam Demokrasi Myanmar

Sebanyak 30 juta orang di Myanmar menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum. Pemilihan umum ini merupakan peristiwa bersejarah bagi Myanmar karena negara ini sejak dulu dikuasai oleh junta militer. Event bersejarah ini dilaksanakan pada Minggu (8/11) kemarin. Masyarakat diberi batas waktu untuk mempergunakan hak pilihnya hingga pukul 16.00 waktu setempat. Salah satu tokoh penting di Myanmar, Aung San Suu Kyi, juga ikut memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum ini. Aung San datang ke salah satu TPS di kota Yangon dengan mengenakan pakaian tradisional dan hiasan di rambut. Ia tidak banyak memberi komentar hanya menyapa para pendukungnya sebelum memilih.

Diprediksi jika pemilu ini berjalan adil dan demokratis maka parta Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin oleh Aung San dapat memenangkan pemilu ini. Tetapi nantinya Aung San tidak akan menjadi presiden karena regulasi yang dibuat oleh rezim militer yang tidak memperbolehkan karena Aung San menikah dengan orang asing.

Dari pihak militer, Presiden Thein Sein juga mengikuti pemilu ini. Thein Sein merupakan Jenderal tertinggi junta militer Myanmar. Selain itu petinggi militer Min Aung Hlaing juga mengikuti pemilu dan berjanji akan menghormati hasil pemilu nantinya. Masyarakat Myanmar sangat antusias dalam mengikuti pemilu kali ini. Perasaan campur aduk pun terasa dan masyarakat benar-benar menggunakan hak pilihnya untuk masa depan Myanmar yang lebih baik.