Khartoum, IDN Times - Kekerasan kembali pecah antara pihak militer dan demonstran di sela-sela progres positif antara kubu Dewan Transisi Militer dengan pihak oposisi. Padahal kedua kubu sudah sepakat membentuk badan militer-sipil untuk menjalankan pemerintahan Sudan selama tiga tahun sampai Pemilu Presiden.
Laman kantor berita AFP melaporkan bahwa kedua belah pihak saling tuding perihal siapa bertanggung jawab atas penembakan yang melukai sembilan warga sipil pada Rabu (15/5/2019) waktu setempat. "Kami menganggap Dewan Militer bertanggung jawab atas serangan terhadap warga sipil," kata Amjad Farid, juru bicara Sudan Professional Association, pelopor demonstrasi berbulan-bulan yang berujung pada pengguling Presiden Omar al-Bashir bulan lalu.
"Mereka menggunakan metode yang persis dengan rezim sebelumnya saat berurusan dengan pemberontak," ungkap Farid.
