Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jerman Sepakat Berencana Tutup Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara

Ilustrasi PLTU batu bara. (earth.com)
Ilustrasi PLTU batu bara. (earth.com)

Berlin, IDN Times - Pemerintah Jerman bersama beberapa pemimpin daerah setempat sepakat menutup pembangkit listrik tenaga batubara yang rencananya akan dilakukan pada tahun 2038. Sebagai gantinya, pemerintah Jerman akan membayara beberapa perusahaan utilitas senilai miliaran euro. Bagaimana awal ceritanya?

1. Batubara merupakan pendorong besar terjadinya pemanasan global

Ilustrasi batu bara. (Pixabay/OnzeCreativitijd)
Ilustrasi batu bara. (Pixabay/OnzeCreativitijd)

Dilansir dari BBC, Jerman telah sepakat untuk mengakhiri pembangkit listrik tenaga batu bara dan melibatkan kompensasi sekitar 40 juta euro atau setara dengan Rp 608,2 miliar. Awalnya, mereka mengajukan tahun 2035 sebagai tahun terakhir untuk pembakaran batubara jenis lignit, namun dimundur menjadi tahun 2038.

Di Jerman sendiri, setidaknya ada lebih dari 250 ribu pekerja di sektor energi terbarukan, jauh lebih banyak ketimbang industri batubara. Seperti yang diketahui, batubara dianggap sebagai pendorong terbesar terjadinya pemanasan global. 

2. Uang kompensasi yang diberikan rencananya akan digunakan untuk proyek infrastruktur baru

Ilustrasi pembangkit tenaga listrik batubara. (thegwpf.com)
Ilustrasi pembangkit tenaga listrik batubara. (thegwpf.com)

Kompensasi tersebut akan diberikan kepada perusahaan-perusahaan pembangkit tenaga listrik yang berada di 4 wilayah regional Jerman yakni Saxony-Anhalt, Saxony, Rhine-Westphalia Utara, dan Bradenburg. Sebagian besar uang kompensasi akan digunakan untuk proyek infrastruktur baru untuk area yang masih bergantung pada batubara serta melatih kembali para pekerja untuk pekerjaan baru di area tersebut.

Beberapa daerah, khususnya di bagian timur, masih bergantung penambangan batubara lignit atau batubara coklat. Bersama dengan batubara bituminos impor atau batubara hitam, batubara jenis in menyediakan sekitar sepertiga dari kebutuhan listrik di Jerman, namun demikian juga bertanggung jawab atas sebagian besar emisi karbon di Jerman.

3. Produsen listrik terbesar di Jerman akan memangkas ribuan karyawan

Ilustrasi perusahaan RWE. (pv-tech.org)
Ilustrasi perusahaan RWE. (pv-tech.org)

Perusahaan produsen listrik terbesar di Jerman, RWE, mengatakan akan memangkas setidaknya 6.000 karyawan, atau hampir sepertiga dari jumlah karyawan mereka saat ini, pada tahun 2030 di mana Jerman menghapus batu bara lignin sebagai sumber energi. Kesepakatan nilai kompensasi tersebut justru membuat harga saham RWE naik sebesar 2 persen, yang merupakan level tertinggi dalam 5 tahun terakhir ini.

Pada tahun 2017 lalu, konsumsi batu bara lignit di Jerman telah mencapai sebesar 44 persen dari keseluruhan di Uni Eropa, diikuti oleh Polandia sebesar 16 persen, Republik Ceko dan Yunani sebesar 10 persen, Bulgaria sebesar 9 persen, dan Rumania sebesar 7 persen berdasarkan laporan dari Uni Eropa. 

Di tahun yang sama, sebesar 359 juta ton batu bara lignit dikirim ke pembangkit listrik di Uni Eropa menghasilkan listrik dan panas, bersama dengan 150 juta batu bara keras.

4. Juru kampanye lingkungan justru mengkritik kesepakatan ini

Ilustrasi PLTU batu bara. (earth.com)
Ilustrasi PLTU batu bara. (earth.com)

Sayangnya, kesepakatan tersebut justru ditentang oleh juru kampanye melalui Direktur Pelaksana Greenpeace Jerman, Martin Kaiser. Menurutnya, pemerintah Jerman justru membuka jalan bagi pembangkit tenaga listrik batu bara baru sekaligus dianggap tidak bisa menemukan solusi terbaik mengenai krisis iklim yang terjadi. Kanselir Jerman, Angela Merkel, dianggap telah melewatkan kesempatan untuk memberi perusahaan keamanan perencanaan jangka panjang.

Sementara itu, ketua Asosiasi Kamar Dagang dan Industri Jerman, Eric Schweitzer, justru mempertanyakan pengganti tenaga listrik jika tenaga batubara akan diganti. 

5. Menteri Lingkungan Hidup Jerman mengakui negaranya tengah membutuhkan perluasan besar-besaran energi angin dan matahari

Menteri Lingkungan Hidup Jerman, Svenja Schulze. (twitter.com/SvenjaSchulze68)
Menteri Lingkungan Hidup Jerman, Svenja Schulze. (twitter.com/SvenjaSchulze68)

Menteri Lingkungan Hidup Jerman, Svenja Schulze, mengakui negaranya tengah membutuhkan perluasan besar-besaran energi angin dan matahari karena Jerman sedang dalam proses untuk keluar dari kekuatan atom. Reaktor nuklir terakhir akan dioperasikan pada akhir tahun 2022. Ia juga mengklaim Jerman merupakan negara pertama yang keluar dari tenaga nuklir dan batubara.

Apa yang dilakukan oleh Jerman merupakan bagian dari upaya Uni Eropa demi mengurasi emisi gas rumah kaca yang dianggap berkontribusi besar terhadap pemanasan global. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Agung Itu Besar
EditorAgung Itu Besar
Follow Us

Latest in News

See More

artikel BARU tampil

12 Agu 2025, 13:46 WIBNews
Nulla facilisi

Artikel BARU!

12 Agu 2025, 13:08 WIBNews
Frame 1000004504.png

artikel news indonesia 2025

31 Jul 2025, 15:07 WIBNews
koneksi bapuk

coba tes jam cuy

21 Jul 2025, 00:00 WIBNews
gallery keenam

Artikel revised [edit LAGI]

18 Jul 2025, 09:28 WIBNews
9wapwl.jpg

tes jam new york

17 Jul 2025, 23:00 WIBNews
Asperiores eius quia ubah

Testing Artikel test

02 Jul 2025, 10:11 WIBNews
iamge

Artikel community nasional

01 Jul 2025, 10:48 WIBNews
GVei0VPWcAA0QTB.jpg

artikel tanggal enam belas

23 Jun 2025, 11:58 WIBNews
GV9soLjaoAAIqGr.jpg

Artikel baru dengan link

17 Jun 2025, 16:12 WIBNews
GVei0VPWcAA0QTB.jpg

Artikel news baru

12 Jun 2025, 13:46 WIBNews
Sollicitudin

Artikel Nasional 9

10 Jun 2025, 13:04 WIBNews