Dianggap Mengganggu Ketertiban, PKL di Jalanan Bangkok Akan Digusur

Sebuah kabar mengejutkan datang dari Bangkok, Thailand. Kabar itu adalah tentang rencana larangan berdagang untuk para pedagang kaki lima yang menempati jalan-jalan di ibu kota Thailand tersebut.
Keputusan itu mendapat banyak tentangan dari para pedagang dan masyarakat. Tak hanya itu, wisatawan asing yang suka menghabiskan waktu di salah satu tempat yang menjadi ciri khas kota Bangkok juga menyatakan protes dan kesedihan mereka.
Larangan itu bagian dari rencana pemerintah untuk membuat Bangkok lebih bersih.

Seperti dilaporkan AFP, telah berbulan-bulan lamanya Pemerintah Kota Bangkok mengindikasikan perang terhadap para pedagang kaki lima yang berjualan segala macam barang. Mereka menyediakan makanan jalanan, termasuk yang paling khas, serangga goreng, hingga pakaian serta aksesoris dengan harga miring.
Misalnya, para pedagang kaki lima di distrik Thonglor yang merupakan salah satu kawasan populer bagi wisatawan asing terpaksa diusir pada beberapa minggu lalu. Menurut pejabat pemerintah, kehadiran para pedagang kaki lima itu mengganggu para pejalan kaki serta membuat kota kotor karena sampah-sampah mereka berserakan.
"Semua jenis pedagang kaki lima, mulai dari yang berjualan baju, barang-barang palsu, hingga makan akan dilarang berjualan lagi di jalan-jalan utama kota," ungkap Wanlop Suwandee, penasihat dari Gubernur Bangkok. "Mereka dilarang (berjualan) untuk alasan ketertiban dan kebersihan," tambahnya.
Warga berkata para pedagang kaki lima dan segala keruwetan kota adalah bagian dari budaya Bangkok.

Bagi yang pernah ke Bangkok pasti paham betul bahwa salah satu yang membuat kota tersebut "menarik" adalah kehadiran para pedagang kaki lima yang semakin semarak ketika malam menjelang. Warga lokal pun merasakan hal serupa. Menurut mereka, keruwetan kota Bangkok adalah ciri khas yang tak seharusnya dihilangkan oleh pemerintah.
Warga bahkan menilai pedagang kaki lima dan kesemrawutan Bangkok merupakan budaya yang membuat mereka spesial. "Jika Anda ingin membersihkan semua pedagang kaki lima, itu seperti Anda sedang menghapuskan budaya kita itu sendiri," kata Chiwan Suwannapak, salah seorang warga yang bekerja untuk agen perjalanan di Bangkok.
Keputusan itu juga dikhawatirkan berdampak pada bisnis.

Tak hanya mereka yang berada di kelas menengah ke bawah yang suka mendatangi pedagang kaki lima. Mereka yang dari kelas atas pun melakukannya. Salah satu kawasan, Khaosan Road, tak hanya berisi pedagang kaki lima biasa.
Area tersebut juga menjadi pusat hiburan malam Bangkok di mana tak hanya warga lokal, tapi juga wisatawan asing berkumpul untuk menghabiskan waktu. Dengan beragam pilihan makanan, minuman, serta barang yang dijual dengan harga miring, kehadiran mereka tak hanya menguntungkan pembeli, tapi juga mereka sendiri. Maka, sangat wajar bila timbul kekhawatiran keputusan pemerintah akan sangat berdampak pada bisnis di Bangkok.