Bintang Serial TV Ini Dipecat Karena Beri Komentar Rasis Soal India

Seorang bintang dalam seri opera sabun terlama di Inggris, Coronation Street dipecat gara-gara komentar rasisnya atas etnik India. Dilansir Mirror.co.uk, (26/9), stasiun ITV mengatakan amat terkejut dengan komentar Marc Anwar, aktor kelahiran Pakistan, di Twitter dan menegaskan dia tidak akan muncul lagi di Coronation Street.

Anwar adalah pria berusia 45 tahun yang bergabung dengan Coronation Street tahun 2014 sebagai anggota dari keluarga Muslim pertama dalam seri TV tersebut. Komentarnya yang menjadi masalah adalah menyangkut sengketa India dan Pakistan atas wilayah Kashmir.
Di akun Twitter pribadinya, aktor ini menuliskan orang India membunuh saudara laki-laki dan perempuan di Kashmir. Dia juga menyebut orang India dengan julukan yang menghina.
Atas tindakannya ini, juru bicara ITV langsung bertindak tegas dengan bicara pada Marc. Sebagai konsekuensi atas komentarnya, dia tidak akan kembali lagi ke Coronation Street. Dia saat ini menjadi tokoh Sharif Nazir dalam sebuah film bos pusat kebugaran yang sering menipu. Dia masih akan tampil dalam episode mendatang yang sudah sempat direkam. Namun, untuk episode selanjutnya, dia tidak akan tampil lagi.
Sebelumnya selain di Coronation Street, Anwar juga pernah tampil di beberapa film Hollywood, antara lain Captain Phillips dan 51st State.
Anwar sangat tegas terhadap segala bentuk aksi rasis.

Ketegasan terhadap aksi rasisme sangat kental terasa. Sebelumnya, sekelompok akademisi di Ghana meminta agar patung Mahatma Ghandi disingkirkan dari universitas. Mereka menilai pemimpin India itu rasis terhadap orang-orang kulit hitam.
Patung Mahatma Ghandi telah ada di Universitas Ghana selama beberapa tahun di Afrika Selatan. Dalam sebuah petisi online, sejumlah orang meminta agar patung Ghandi disingkirkan. Seorang profesor di Universitas Ghana mengungkapkan beberapa tulisan Ghandi selama di Afrika Selatan menggambarkan dia seseorang rasis.
Salah satu tulisannya mengatakan orang India memiliki level lebih tinggi daripada orang Afrika. Orang Afrika juga merupakan orang-orang kafir dan kurang beradab.
Dia juga mengungkapkan level orang-orang kafir yang pekerjaannya berburu, yang ambisinya mengoleksi ternak untuk membeli seorang istri, dan menjalani hidupnya dengan lamban dan telanjang. Hal inilah yang membuat para akademisi di Ghana tidak bisa mengakui Ghandi sebagai pahlawan.



















