Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Dukung Permukiman Israel, Mahathir: Itu Tidak Masuk Akal

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad tiba untuk sidang pleno KTT ASEAN di Bangkok, Thailand, pada 2 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad tiba untuk sidang pleno KTT ASEAN di Bangkok, Thailand, pada 2 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha

Kuala Lumpur, IDN Times - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memberikan pernyataan tegas terkait perubahan sikap Amerika Serikat terhadap kebijakan permukiman Israel di Tepi Barat. Pernyataan tertulis yang diunggahnya lewat Twitter tersebut berisi kritik kepada Washington.

Menurut Mahathir, dukungan kepada Israel itu adalah sesuatu yang "tidak masuk akal" dan "sama dengan melegalkan perampasan tanah oleh negara tetangga". Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintahan Donald Trump mengubah posisi hukumnya tersebut pada Senin (18/11).

1. Mahathir menilai ini semakin menjadikan Palestina sebagai korban

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad tiba untuk sidang pleno KTT ASEAN di Bangkok, Thailand, pada 2 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad tiba untuk sidang pleno KTT ASEAN di Bangkok, Thailand, pada 2 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, menyatakan bahwa "permukiman sipil Israel tidaklah tidak konsisten dengan hukum internasional", atau dengan kata lain bukan sebuah pelanggaran. Mahathir menyebut pernyataan itu sebagai sikap masa bodoh terhadap hukum internasional dan berbagai resolusi PBB yang ditunjukkan secara terang-terangan.

Ia pun seolah menyindir bahwa keputusan Amerika Serikat itu akan menjadi preseden buruk di masa depan seandainya ada negara yang mencaplok wilayah entitas berdaulat lainnya. "Kita tak lagi aman. Jika suatu negara ingin memasuki negara kita dan membangun permukiman mereka, itu sah. Kita tak bisa melakukan apa pun," kata Mahathir.

2. Ia khawatir dukungan Amerika Serikat akan membuat Israel semakin menindas Palestina

Warga Palestina melakukan solat Jumat saat protes atas pemukiman Yahudi di dekat Yata, Tepi Barat, pada 1 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Mussa Qawasma
Warga Palestina melakukan solat Jumat saat protes atas pemukiman Yahudi di dekat Yata, Tepi Barat, pada 1 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Mussa Qawasma

Lebih lanjut, Mahathir menyampaikan kekhawatiran bahwa Israel akan semakin merasa bernyali untuk melakukan apa pun kepada warga sipil Palestina. Ia mengatakan saat ini pasukan militer Israel sedang melakukan pembunuhan di Jalur Gaza.

"Kalian mengumumkan bahwa permukiman ilegal mereka tidak ilegal pada saat mereka sedang melakukan serangan yang tak dapat dibenarkan di Gaza...Bukankah ini seperti mendorong mereka untuk melanjutkan pembunuhan terhadap anak-anak dan warga sipil, dan bahwa mereka takkan dihukum," tambahnya.

"Justru, mereka akan diberi hadiah dengan pembangunan permukiman di atas tanah milik orang-orang yang telah mereka bunuh dan habisi."

3. Benjamin Netanyahu menyambut positif

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri pertemuan di Yerusalem, pada 18 Oktober 2019. ANTARA FOTO/Sebastian Scheiner/Pool via REUTERS
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri pertemuan di Yerusalem, pada 18 Oktober 2019. ANTARA FOTO/Sebastian Scheiner/Pool via REUTERS

Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengaku senang dengan langkah Amerika Serikat. Ia menilai keputusan itu "membenarkan ketidakadilan sejarah". Dalam sebuah sambungan telepon dengan Presiden Donald Trump, Netanyahu mengucapkan terima kasih.

"Saya berbicara melalui telepon dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan mengatakan ia telah membenarkan ketidakadilan sejarah. Seseorang perlu mengatakan sebuah kebenaran sederhana, dan Presiden Trump melakukannya, seperti ketika ia mengakui Dataran Tinggi Golan dan pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat ke Yerusalem," tulis Netanyahu melalui Twitter.

Share
Topics
Editorial Team
Rosa Folia
EditorRosa Folia
Follow Us

Latest in News

See More

Kasus Penjarahan Rumah Sri Mulyani, Polisi: Sudah Ada Tersangka

04 Sep 2025, 10:30 WIBNews
pribadi

Artikel bludru

04 Sep 2025, 08:59 WIBNews
dewd

artikel BARU tampil

12 Agu 2025, 13:46 WIBNews
Nulla facilisi

Artikel BARU!

12 Agu 2025, 13:08 WIBNews
Frame 1000004504.png

artikel news indonesia 2025

31 Jul 2025, 15:07 WIBNews
koneksi bapuk

coba tes jam cuy

21 Jul 2025, 00:00 WIBNews
gallery keenam

Artikel revised [edit LAGI]

18 Jul 2025, 09:28 WIBNews
9wapwl.jpg

tes jam new york

17 Jul 2025, 23:00 WIBNews
Asperiores eius quia ubah

Testing Artikel test

02 Jul 2025, 10:11 WIBNews
iamge

Artikel community nasional

01 Jul 2025, 10:48 WIBNews
GVei0VPWcAA0QTB.jpg

artikel tanggal enam belas

23 Jun 2025, 11:58 WIBNews
GV9soLjaoAAIqGr.jpg

Artikel baru dengan link

17 Jun 2025, 16:12 WIBNews