instagram.com/andrewyang2020
Sementara itu, para pekerja di Silicon Valley mengatakan Yang paham dengan dilema moral yang mereka hadapi. "Saya mendukung Andrew Yang sebab ia paham secara lebih baik dari kandidat mana pun soal bagaimana teknologi dan kecerasan buatan memengaruhi lapangan pekerjaan hari ini dan esok," ucap seorang pendukung kepada CNBC.
Yang lainnya mengatakan,"Tinggal di Bay Area, kamu tahu langsung tentang dampak kecerdasan buatan: Kamu punya teman-teman yang mengerjakan teknologi untuk membuat proses lebih efisien—yang mana secara efektif mengotomasi jutaan jenis pekerjaan."
"Orang bilang imigran adalah yang mengambil pekerjaan kita, tapi sebenarnya saya yang mengambil pekerjaan itu," ujar pekerja teknologi lainnya kepada The Verge. Yang sendiri berjanji akan memberlakukan pajak besar untuk perusahaan-perusahaan teknologi. Uangnya, kata Yang, untuk membiayai penghasilan dasar universal (universal basic income atau UBI).
Ia berencana memberikan USD1.000 per bulan kepada setiap warga Amerika Serikat. Angka itu setara dengan hampir Rp14 juta. Yang berpendapat uang itu akan kembali untuk membangun perekonomian lewat konsumsi dan bisnis. Proposalnya pun mendapat banyak dukungan dari tokoh-tokoh di dunia teknologi.
CEO OpenAI Sam Altman, petinggi Google G Suite Scott Johnston, kepala software engineer Tesla, sampai CEO Twitter Jack Dorsey memberikan donasi ribuan dolar Amerika Serikat kepada Yang. Menarik untuk disimak apakah Yang akan menjadi kuda hitam seperti Trump pada Pilpres 2016 lalu.