IDN Times/Margith Juita Damanik
Jelas ketika dia ikut ngaji dengan saya, pertama berarti dia ikut salat dengan saya. Berarti yang tadinya tidak salat, berarti salat. Kalaulah saya bilang Jumat Sabtu, berarti setiap Jumat Sabtu dia salat.
Lalu kedua, memutuskan mata rantai narkoba. Berarti mereka yang ngaji dengan saya sudah tidak lagi narkoba. Saya berarti memutuskan mata rantai narkoba. Persoalan dari 100 ada yang masih 4 ada 3, itu persoalan lain.
Jadi apa yang saya lakukan, misalnya ketika di awal, saya tidak menyuruh mereka untuk menghapus tato, karena yang saya ubah bukan casing tapi mental.
Tetapi lambat laun, baru beberapa bulan saya ada di sini, mereka pengen menghapus tato. Lalu saya hubungi para LSM yang punya mesin penghapus tato memberikan syarat, karena berat gak ambil.
Alhamdulillah, dua minggu yang lalu kita berhasil melakukan kerja sama dengan IMF, Islamic Medical Service, yang memiliki alat penghapus tato dan punya mobil ambulans penghapus tato.
Kita bekerja sama siapa pun yang mau bekerja sama penghapus tato melalui Tasawuf Underground, gratis, tanpa bayaran apa pun. Dengan asumsi, nanti akan dibayar oleh pihak ketiga.
Kita akan carikan donasinya antara Tasawuf Underground dengan pihak IMS. Sekarang sudah sekitar 220 orang, baik anak punk dan anak jalanan dan luar itu yang mengantre mendaftar di Tasawuf Underground untuk daftar hapus tato gratis.
Apa itu enggak menginspirasi? Ini tanpa Yayasan, tanpa selembar proposal kita bisa jalan. Saya ingin menunjukkan bahwa partisipasi sosial itu lebih tinggi nilainya.
Siapa yang menggaji saya? Siapa yang menggaji relawan? Enggak ada. Datang ke sini setiap Jumat dan Sabtu. Tapi relawan datang ke sini sebagai sahabat, membantu mencarikan pekerjaan anak-anak ini, cari makanan, carikan kontrakan, bahkan memberi advokasi.