Sri Mulyani Tak Bangga dengan Tingkat Literasi Indonesia

Jakarta, IDN Times - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) hari ini menggelar Festival Literasi dengan tema "Literasi Antar Generasi". Dalam kesempatan ini, dilakukan bincang buku Rudy Habibie dan teaser film Habibie dan Ainun 3 bersama Reza Rahardian serta produser Manoj Punjabi. Sebagian peserta yang hadir dalam festival ini mayoritas generasi millennial.
Di depan para millennial, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Indonesia saat ini merupakan negara dengan tingkat literasi yang rendah. Melihat kondisi itu, dirinya mengaku tidak bangga.
"Kita tidak bangga dengan itu. Score UNESCO kita masih dalam rangking yang tidak membuat kita bangga," ujarnya di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (2/9).
1. Peringkat literasi Indonesia rendah

Berdasarkan penelitian yang dilakukan organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan PBB (UNESCO) pada 2016 terhadap 61 negara di dunia menunjukkan literasi di Indonesia sangat rendah.
Hasil studi yang dipublikasikan dengan nama "The World’s Most Literate Nations", menunjukan Indonesia berada di peringkat ke-60, hanya satu tingkat di atas Botswana.
2. Literasi tidak hanya sekedar buku

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, literasi tidak hanya sekedar buka dan bacaan saja. Baginya, literasi merupakan sebuah proses kreativitas.
"Literasi tidak hanya sekedar buku dan membaca tapi dia seni dari proses berpikir dari suatu proses kreativitas yang kemudian dituangkan dalam sebuah tulisan dan mengapresiasi untuk bisa memahami, menyelami, memberikan dampak empati dalam proses kreativitas ide tersebut yang dituangkan dalam tulisan," tuturnya.
3. Proses yang tidak mudah

Selain itu, Sri Mulyani juga menilai bahwa karya dari sebuah buku membutuhkan effort yang cukup besar. Untuk itu, perlu apresiasi tinggi pada setiap karya buku yang diciptakan.
"Orang mendapatkan inspirasi dan butuh efforts adalah tidak mudah. Ketika tertuang dia bisa dibaca publik kemudian bisa diapresiasi. Bahkan tulisan yang bagus bisa memunculkan solidaritas. Kebersamaan dalam pikiran. Ada terkait dengan ide tersebut," ungkapnya.



















