Sempat Kena PHK, Empat Pekerja Bandara Soetta Dipekerjakan Kembali

Tangerang, IDN Times - Empat pekerja Ground Handling Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, akhirnya dipekerjakan kembali PT Gapura Angkasa usai dipecat selama 12 jam pada Senin (30/12). Keputusan tersebut disepakati oleh Mey Hardie, Abdul Rohman, Masjid bin Adung dan Sugiarto, PT Gapura Angkasa dan PT Garuda Daya Pratama Sejahtera (GDPS) dalam perundingan yang digelar di sekitar kawasan bandara.
Kendati demikian, para pekerja yang sudah mengabdi lebih dari 10 tahun itu akan tetap menuntut kenaikan status kerja mereka dari pekerja kontrak ke pekerja tetap, dan rencananya hal itu akan dirundingkan kembali usai Peek Season Bandara Internasional Soekarno-Hatta selesai di Januari 2020 mendatang.
1. Para pekerja yang di-PHK akan kembali bekerja besok

Salah satu pekerja, Mey Hardie menjelaskan, keempat pekerja yang dipecat bersamaan kemarin itu, sudah dipastikan akan bekerja kembali pada Rabu (1/1/2020) besok. Mey menilai adanya perundingan yang begitu cepat tersebut karena kondisi di lapangan (bandara) sudah tidak kondusif, akibat dari adanya mogok kerja ratusan pekerja Ground Handling.
"Besok sudah mulai masuk kerja semuanya, teman-teman juga sudah di instruksikan kerja kembali dengan normal," jelasnya saat dihubungi IDN Times, Selasa (31/12).
Kesepakatan itu tertuang dalam surat pernyataan komitmen bersama, yang di dalamnya ada lima poin utama dan disaksikan oleh Polres Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Poin pertama berbunyi PT Gapura Angkasa menyepakati meminta kepada PT GDPS untuk mempekerjakan kembali keempat SDM GSE Operator tersebut di PT Gapura Angkasa.
2. Pekerja mengakhiri aksi mogok

Lalu poin kedua menyebutkan jika perwakilan SDM Operator menjamin SDM akan bekerja kembali sesuai dengan jadwal kerja masing-masing dan menghentikan aksi mogok terhitung tanggal 31 Desember. Ketiga, pertemuan lanjutan antara manajemen PT Gapura Angkasa, manajemen PT GDPS dan perwakilan SDM PT GDPS yang di pekerjakan di Cabang Soekarno Hatta sepakat akan dilaksanakan setelah masa Peak Season Nataru 2019-2020 dengan jadwal dan isi tempat akan disepakati kemudian.
Kemudian poin keempat, apabila pada pertemuan pada butir 3 diatas tidak menemukan kata sepakat, maka perwakilan SDM PT GDPS yang di pekerjakan di Cabang Soekarno Hatta menjamin tidak akan melakukan aksi mogok namun dilakukan dengan cara komunikasi dan koordinasi. Terakhir poin kelima, manajemen PT Gapura Angkasa menjamin tidak akan melakukan intimidasi atas kejadian ini terhadap semua SDM PT GDPS yang di pekerjakan di Cabang Soekarno Hatta yang melakukan aksi pada hari ini.
Hardie mengatakan, pada poin kelima, salah satu intimidasi yang dilakukan adalah pemecatan dirinya yang tanpa sebab. "Itu kan intimidasi dari pihak perusahaan dan pihak perusahaan tidak akan mengulang seperti itu lagi, dan kita akan kerja kembali melanjutkan kontrak," ujarnya.
3. PT Gapura Angkasa bantah ada PHK

Sementara itu Corporate Secretary PT Gapura Angkasa, Agus Rosadi mengungkapkan, pihaknya menyampaikan tiga poin utama perihal aksi mogok kerja beberapa Operator Ground Support Equipement (GSE) yang merupakan tenaga alih daya PT GDPS yang di pekerjakan di PT Gapura Angkasa Cabang Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
"Bahwa tidak ada tindakan PHK terhadap empat orang tenaga alih daya Operator GSE sebagaimana berita yang beredar sebelumnya, siang ini tenaga alih daya tersebut telah bekerja kembali secara normal. Seluruh kegiatan operasional pelayanan pesawat terbang tetap berjalan dengan baik, safe dan secure tanpa gangguan apapun," ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times.
Persoalan tersebut juga turut ditanggapi Pejabat Direktur Operasi Garuda Indonesia Capt Tumpal M Hutapea. Menurutnya, aksi mogok yang dilakukan sejumlah petugas Ground Handling PT Gapura Angkasa, dipastikan pihaknya tidak akan mengganggu layanan operasional penerbangan Garuda Indonesia. Karena pada periode Peak Season Nataru, pihaknya telah mempersiapkan upaya antisipatif dan mitigasi operasional dalam menjamin kelancaran operasional Garuda Indonesia.
"Kami juga telah menginstruksikan kepada pihak Gapura Angkasa, untuk terus mengedepankan ruang diskusi serta melakukan komunikasi intensif dengan sejumlah petugas Ground Handling yang melakukan aksi mogok tersebut, agar permasalahan yang terjadi dapat mencapai kesepakatan bersama yang baik bagi semua pihak," katanya.
Selain memastikan layanan operasional Nataru 2019-2020 berjalan dengan normal, Garuda Indonesia juga terus memperkuat capaian On Time Performance (OTP) dengan rata-rata capaian tingkat ketepatan waktu sebesar 90 persen untuk seluruh station penerbangan baik domestik maupun internasional. Seperti pada pagi hari ini capaian OTP Garuda Indonesia khusus untuk station Bandara International Soekarno-Hatta berhasil menyentuh angka 97,48 persen.
"Capaian OTP pada puncak peak season Nataru tahun ini juga menunjukan soliditas seluruh lini operasional Garuda Indonesia dalam memberikan layanan operasional yang optimal kepada pengguna jasa," ucap Capt Tumpal.



















