Agus Yudhoyono Janji Beri 1 Miliar Per RW, Ini Komentar Kubu Ahok dan Anies

Pasangan cagub dan cawagub DKI Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni baru-baru ini mengkampanyekan program bantuan langsung sebesar 1 miliar rupiah per RW. Hal tersebut langsung mendapatkan sorotan dari sejumlah pihak, khususnya Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Nasdem, Bestari Barus.

Dikutip Tempo.co, (28/11), Bestari mengatakan bahwa janji kampanye harus ditepati jika Agus dan Sylviana berhasil memenangkan Pilkada DKI 2017. Namun, program bantuan langsung itu dirasa akan sulit untuk diwujudkan.
Dia mempertanyakan apakah rasional menjanjikan alokasi uang rakyat sebesar 1 milyar rupiah per RW? Bestari yang merupakan tim sukses pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat melanjutkan bahwa selama ini selalu ada dinamika proses pembahasan anggaran antara Pemprov DKI dan DPRD DKI. Dia pun mencoba mengkalkulasikan besar anggaran yang akan dikeluarkan jika program itu diajukan.

Total jumlah RW se-DKI Jakarta ada 2.700-an. Artinya harus tersedia uang rakyat sebesar 2,7 triliun rupiah per tahun anggaran. Jumlah sebesar ini sedianya dapat membangun lebih kurang 7.000 unit rumah susun bagi warga Jakarta. Bestari menilai bahwa pembangunan rusun lebih bisa membawa manfaat besar untuk masyarakat. Selain itu, juga lebih minim penyelewengan.
Pasangan lain tak ingin banyak sesumbar.

Sementara itu, pasangan Cagub dan Cawagub nomor urut 3, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno mengaku tidak mau mengumbar janji dengan iming-iming sejumlah uang kepada masyarakat. Anies akan hadir dengan bentuk kegiatan dan program yang kongkret. Bahkan jika perlu pihaknya akan menggelontorkan dana hingga 3 miliar rupiah untuk kegiatan warga Jakarta. Anies mengingatkan kepada peserta pilgub DKI untuk tidak menawarkan berbagai program yang menganggap masyarakat Jakarta tidak mengerti data.
Anies menilai untuk jangan jualan seolah masyarakat Jakarta tidak mengerti data.

Anies menilai uang digelontorkan kepada masyarakat harus sesuai dengan program akan dilakukan. Bukan hanya membagikan uang tanpa program. Uang yang dibutuhkan harus sesuai dengan programnya. Jangan sampai cuma sekedar bagi-bagi uang, menarik kelihatannya tapi sebenarnya apa yang akan dikerjakan belum jelas.
Lebih lanjut hal itu dilakukan lantaran dirinya tidak mau menganggap warga Jakarta bisa dibeli dengan uang. Sebab harga diri seseorang tidak patut dinilai dengan uang.