Mendikbud Nadiem Beri PR untuk Guru dan Orangtua Murid, Apa Saja?

Jakarta, IDN Times - Memperingati Hari Guru Nasional yang jatuh hari ini, Senin (25/11), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim kembali mengobarkan semangat Merdeka Belajar dan Guru Penggerak, kepada seluruh guru di Indonesia. Semangat ini, menurut dia, menjadi pekerjaan rumah bersama, termasuk guru-guru dan orangtua.
Ditemui usai upacara, Nadiem menjelaskan makna Merdeka Belajar dan Guru Penggerak, yang dianggapnya sebagai poin penting dalam peringatan Hari Guru Nasional tahun ini. Hari ini menjadi hari pertama kalinya Nadiem memimpin upacara peringatan Hari Guru Nasional di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta Selatan.
1. Perlunya kebebasan belajar diterapkan dalam pendidikan di Indonesia

Nadiem menjelaskan, merdeka belajar artinya baik guru maupun murid memiliki kebebasan berinovasi. "Kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif," kata dia ditemui usai upacara.
Nadiem mengatakan mewujudkan kemerdekaan belajar menjadi tugas bersama, baik dari kementerian pendidikan, dinas pendidikan di tiap daerah, guru, hingga orangtua murid.
"PR di bagian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan dinas pendidikan juga besar untuk memberikan ruang inovasi, itu PR kita," kata dia.
2. Reformasi pendidikan tak melulu peningkatan kualitas pendidikan, tapi perlu guru penggerak

Nadiem menuturkan reformasi pendidikan tak melulu peningkatan kualitas pendidikan yang dilakukan pemerintah ataupun pembaharuan kurikulum, kebijakan, atau anggaran dalam bidang pendidikan.
Melakukan gerakan-gerakan seperti guru penggerak, menurut Nadiem, juga akan berdampak lebih besar. Karena itu, dia berharap di semua unit pendidikan, baik di sekolah maupun di universitas, paling tidak ada satu guru penggerak.
"Guru penggerak itu guru yang mengutamakan muridnya dari apapun, bahkan dari kariernya pun mengutamakan murid dan pembelajaran murid. Dan karena itu, dia akan mengambil tindakan-tindakan tanpa disuruh, tanpa diperintahkan untuk melakukan yang terbaik bagi muridnya," ujar dia.
3. Orangtua dapat berpartisipasi jadi penggerak

Menurut Nadiem adanya orangtua penggerak yang secara falsafah mirip fungsinya dengan guru penggerak. Gerakan orangtua penggerak ini juga dapat membantu mewujudkan kemerdekaan belajar di Indonesia.
Pekerjaan rumah selanjutnya, kata Nadiem, adalah bagaimana memerdekakan guru-guru penggerak melakukan berbagai inovasi. Karena untuk mewujudkan kemerdekaan pendidikan di Indonesia, juga diperlukan kerja sama dari suruh pihak.
"Saya rasa kalau di setiap sekolah ada satu (guru penggerak) minimal, harapannya minimal jumlah sekolah 250.000 sampai 300.000 kalau bisa didapatkan dalam lima tahun ke depan ini," kata Nadiem.



















