Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kisah Bung Hatta dengan 16 Koper Bukunya yang Menemani di Pengasingan

Foto hasil repro dari buku Istri-Istri Soekarno) IDN Times/Irfan Fathurohman
Foto hasil repro dari buku Istri-Istri Soekarno) IDN Times/Irfan Fathurohman

Jakarta, IDN Times - Mohammad Hatta dan buku ibarat belahan jiwanya. Keduanya tak bisa dipisahkan. Ya, sebagian dari kalian tentu mengetahui bagaimana sang founding father Indonesia ini memiliki kegemaran membaca buku.

Bahkan, pria yang kerap disapa Bung Hatta ini pernah berniat memberikan mas kawin kepada istrinya, Rahmi Hatta, buku karangannya sendiri berjudul Alam Pikiran Yunani. Namun keinginan itu ditolak sang ibu.

Bagaimana kisah Bung Hatta dengan buku-bukunya itu? Berikut cuplikan kisahnya yang dikutip dari berbagai sumber.

1. Membawa 16 koper buku ke pengasingan

(Rumah pengasingan Bung Hatta di Banda Neira sisi belakang) IDN Times/Istimewa
(Rumah pengasingan Bung Hatta di Banda Neira sisi belakang) IDN Times/Istimewa

Kisah menarik tentang Bung Hatta dan buku-buku kesayangannya, adalah ketika dia menjalani masa pengasingan di Boven Digul pada 25 Februari 1934, dan berlanjut ke Banda Neira, Maluku.

Bersama kawan seperjuangannya, Sutan Sjahrir, Hatta membawa 16 koper bukunya. Buku-buku yang ia kumpulkan sejak di bangku kuliah itu dibawanya untuk mengisi waktu selama diasingkan pemerintahan Hindia Belanda.

Aksi Bung Hatta dibantu Bung Sjahrir membawa 16 koper buku tersebut menjadi perhatian masyarakat. Terang saja, mereka kewalahan membawa 'harta karun' itu tanpa bantuan orang lain.

2. Bung Hatta disarankan membuka toko buku

(Kamar Bung Hatta di rumah pengasingan di Banda Neira) IDN Times/Istimewa
(Kamar Bung Hatta di rumah pengasingan di Banda Neira) IDN Times/Istimewa

Sesampainya di Banda Neira, Bung Hatta bertemu Mohammad Bondan yang juga ikut diasingkan Belanda. Melihat banyaknya bawaan Hatta, Bondan sampai-sampai berkelakar agar pria asal Sumatera Barat itu sebaiknya membuka toko buku.

Selama di pengasingan itu, Hatta mengatur waktunya sehari-hari untuk membaca buku. Ia tak mau diganggu saat membaca buku. Bahkan, beberapa sahabatnya menganggap Hatta adalah sosok yang sombong.

3. Ruang kerja Bung Hatta sekaligus jadi ruang perpustakaan mini

(Ruang kerja Bung Hatta di rumah pengasingan di Banda Neira) IDN Times/Istimewa
(Ruang kerja Bung Hatta di rumah pengasingan di Banda Neira) IDN Times/Istimewa

Bung Hatta menerima telegram yang menyatakan ia dipindahkan dari Digul ke Banda Neira. Dia dipindah bersama Sjahrir pada Februari 1937, dan mereka tinggal di sebuah rumah yang cukup besar.

Di situ, ada beberapa kamar dan ruangan yang cukup besar. Salah satu ruangan digunakan Bung Hatta untuk menyimpan buku-buku sekaligus sebagai ruang kerjanya.

Share
Topics
Editorial Team
Fitang Budhi Adhitia
EditorFitang Budhi Adhitia
Follow Us

Latest in News

See More

Gempa Hari Ini 09/12/2025 bermagnitudo 5.4 di SINABANG-ACEH

09 Des 2025, 14:10 WIBNews
gallery keenam

Artikel revised [edit LAGI]

25 Nov 2025, 15:15 WIBNews