Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

KemenPPPA: SDM Unggul Dimulai dari Ibu yang Sehat Fisik dan Mental

IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya
IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya

Jakarta, IDNTimes - Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (KemenPPPA) Pribudiarta Nur Sitepu mengatakan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas harus dipersiapkan sejak dini.

Pernyataan tersebut merupakan respons terkait Pidato Kenegaraan Presiden Joko 'Jokowi' Widodo dalam rangka HUT RI ke-74 tentang SDM unggul.

1. Pastikan setiap bayi yang lahir dari ibu yang sehat secara fisik, mental dan sosial

IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya
IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya

Pribudiarta menjelaskan proses penting untuk menghasilkan SDM unggul adalah memastikan setiap bayi lahir dari seorang ibu yang sehat secara fisik, mental dan sosial.

" Hal tersebut akan berpengaruh terhadap bayi agar terbebas dari stunting (gizi buruk) dan ketika mereka tumbuh, pemenuhan hak anak dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian, diharapkan juga anak akan terhindar dari kekerasan atau dikriminasi," kata dia dalam acara konferensi pers terkait "Pidato Kenegaraan Presiden RI 2019 dan Peran KemenPPPA: Mempersiapkan SDM Indonesia Menghadapi Perubahaan" di kantor KemennPPPA, Jakarta, pada Senin (19/8).

2. Anak juga memiliki hak partisipasi

IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya
IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya

Anak memiliki hak yang harus dipenuhi, hal ini untuk mendukung lahirnya generasi unggul. Hak-hak tersebut di antaranya seperti hak pendidikan, hak kesehatan dan juga hak sipil serta hak pengasuhan.

Pribudiarta mengatakan, anak juga memiliki hak partisipasi. Hak partisipasi adalah salah satu indikator yang digunakan oleh KemenPPPA untuk melihat apakah anak mendapatkan haknya atau tidak.

"Jadi seorang anak apabila dia mampu berpartisipasi dalam pemilihan keputusan dalam lingkungan yang paling kecil atau mungkin yang paling besar dalam rangka pembangunan. Kita pastikan anak yang bisa bersuara di dalam keluarga sampai sistem ketatanegaraan, maka bisa dipastikan haknya terpenuhi" ujar Pribudiarta.

3. Tingkat pemahaman masyarakat tentang kekerasan perempuan dan anak belum optimal

IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya
IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya

Menurut Pribudiarta pemahaman masyarakat tentang kekerasan perempuan dan anak belum optimal.

Hal ini mengacu pada hasil survei nasional pengalaman hidup anak dan remaja tahun 2018 mencatat 2 dari 3 anak-anak atau 66,67 persen (prevalensi) anak-anak atau sekitar 53,06 juta anak-anak dan remaja perempuan atau laki-laki pernah mengalami salah satu bentuk kekerasan sepanjang hidupnya.

Kekerasan yang dialami oleh anak dan remaja cenderung tidak berdiri sendiri tetapi bersifat tumpang tindih di antara jenis kekerasan, mencangkup kekerasan fisik, emosional dan seksual.

Selain itu, berdasarkan Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional tahun 2016, 1 dari 3 atau 33,33 persen atau sekitar 33,2 juta perempuan usia 15-64 tahun mengalami kekerasan fisik atau seksual. Dan juga, 1 dari 10 perempuan di usia tersebut mengalami kekerasan di 12 bulan terakhir.

Share
Topics
Editorial Team
Aldzah Fatimah Aditya
EditorAldzah Fatimah Aditya
Follow Us

Latest in News

See More

Kasus Penjarahan Rumah Sri Mulyani, Polisi: Sudah Ada Tersangka

04 Sep 2025, 10:30 WIBNews
pribadi

Artikel bludru

04 Sep 2025, 08:59 WIBNews
dewd

artikel BARU tampil

12 Agu 2025, 13:46 WIBNews
Nulla facilisi

Artikel BARU!

12 Agu 2025, 13:08 WIBNews
Frame 1000004504.png

artikel news indonesia 2025

31 Jul 2025, 15:07 WIBNews
koneksi bapuk

coba tes jam cuy

21 Jul 2025, 00:00 WIBNews
gallery keenam

Artikel revised [edit LAGI]

18 Jul 2025, 09:28 WIBNews
9wapwl.jpg

tes jam new york

17 Jul 2025, 23:00 WIBNews
Asperiores eius quia ubah

Testing Artikel test

02 Jul 2025, 10:11 WIBNews
iamge

Artikel community nasional

01 Jul 2025, 10:48 WIBNews
GVei0VPWcAA0QTB.jpg

artikel tanggal enam belas

23 Jun 2025, 11:58 WIBNews
GV9soLjaoAAIqGr.jpg

Artikel baru dengan link

17 Jun 2025, 16:12 WIBNews