Kemenkes: KLB Hepatitis A di Depok Mirip Kejadian di Pacitan

1. Hepatitis A di Depok masuk Kasus Luar Biasa

Anung menjelaskan peristiwa tersebut terjadi pada 12 November 2019 di SMP Negeri 20 Depok namun laporan baru masuk kementerian kesehatan pada 22 November.
"Kasusnya terjadi di SMP 20 tetapi memang persoalannya tidak berhenti di situ, pada 3 Desember kejadian Hepatitis A di Depok ada 262 kasus. Ini adalah Kasus Luar Biasa mirip yang terjadi saat wabah hepatitis A menyerang Pacitan," jelasnya.
2. 171 Warga Depok Positif Hepatitis A

Kemenkes sudah melakukan investigasi kasus KLB Hepatitis A di Depok, sampai saat ini wabah tersebut tidak memakan korban. Meski demikian, dia mengingatkan bahwa persoalan ini menjadi sinyal agar masyarakat lebih siap menghadapi musim hujan yang rentan dengan berbagai penyakit termasuk Hepatitis A.
"262 kasus tersebut 172 sudah positif sedangkan sisanya masih gejala dan tidak ada yang meninggal dunia," tegasnya.
3. Penderit akan dimonitoring selama dua bulan

Kementerian kesehatan sudah terjun ke lapangan khususnya wilayah Depok sejak 22 November agar wabah tersebut tidak menyebar.
Tim Kemenkes saat ini tengah gencar melakukan penyuluhan di puskesmas dan masyarakat agar senantiasa hidup sehat.
"Hepatitis ini virus yang penyebaran melalui makanan, kotoran dan kurang menjaga kebersihan, sedangkan untuk penderita akan dimonitoring selama dua bulan," imbuhnya.
4. Hepatitis A bisa sembuh sendiri, asal cukup istirahat

Sementara itu, Ketua PB Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia Dr. dr. Irsan Hasan, Sp.PD, KGEH menjelaskan hepatitis A mudah sekali menyebar dan menular sehingga wajar bila ada KLB bukan hanya di Indonesia bahkan semua negara.
"Hepatitis A ini tidak kronik, penyembuhannya hanya dengan istirahat, tidak perlu buat antivirus karena bisa sembuh sendiri," katanya.
5. Tiap keluarga akan di data

Sementara itu Menkes Terawan menyebutkan, Kemenkes masih melakukan langkah-langkah penelusuran dan juga melakukan sosialisasi serta penyuluhan langsung.
"Puskesmas juga akan ikut langsung memonitoring, kemudian mengidentifikasi faktor risiko dan sumber penularan. Kemudian, meningkatkan survei ketat terhadap murid, guru, dan masyarakat di lingkungan sekolah, maupun nanti akan masuk ke keluarga masing-masing anak," ucap Menkes.
Terawan menambahkan setiap keluarga akan didata dengan baik, untuk mencegah penyebaran virus Hepatitis A.
"Intinya adalah mencegah menyebarnya (virus). Kami harus mampu membuat, melokalisir di situ dan langsung intervensi bagaimana menyembuhkan," kata Terawan.
Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb



















