(Capim KPK Firli Bahuri) ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Proses voting dilakukan usai digelar fit and proper test pada 11 dan 12 September. Yang unik, selain memperoleh suara tertinggi, semua anggota Komisi III ternyata memberikan restunya bagi mantan Kapolda NTB itu.
Padahal, menurut KPK, ia memiliki rekam jejak kelam.
"Kami memilih Pak Firli selain ia memiliki karakter yang kami cari juga karena selama ini ia di-bully. Tetapi, saat proses fit and proper test berhasil membuktikan sebaliknya," kata dia lagi.
Sementara, menurut anggota Komisi III dari fraksi Demokrat, Erma Suryani Ranik, mengatakan inilah komposisi terbaik yang dihasilkan dari proses seleksi capim komisi antirasuah.
"Meski tidak ada aturannya di dalam Undang-Undang, namun siapa pun yang meraih suara terbanyak dia yang ditunjuk jadi Ketua KPK. Yang penting ada kesepakatan dan komposisi ini sudah yang paling baik menurut kami, ada akademisi, ada keterwakilan perempuan, ada hakim dan polisi," tutur dia.