Kepala Dinas Perhubungan Jabar, Herry Antasari, menambahkan mengingat konstruksi Pelabuhan Patimban, Subang, dikerjakan pihak Jepang, maka JICA turut didorong untuk berkontribusi dalam pengembangan kawasan Segitiga Rebana.
JICA yang menjadi bandul dari bantuan donor Jepang ke Indonesia dinilai Pemprov Jabar mampu mendorong kontribusi maksimal dan optimal dalam rencana Rebana yang akan jadi kawasan ekonomi khusus tersebut.
“Kalau urusan pelabuhan sudah clear ya, yang menjadi concern Pemprov Jabar adalah pengembangan kawasannya. Jadi, kedatangan Pak Gubernur ke sini untuk memastikan, menggambarkan peran mereka tidak selesai hanya setelah kontruksi, tapi mereka juga ditawarkan terlibat dalam pembangunan infrastruktur yang ada di Rebana (Cirebon, Patimban, dan Majalengka),” katanya.
Gubernur Jabar, menurut Herry, juga meminta peran Jepang dalam upaya membangun infrastruktur penunjang pelabuhan sekaligus akses konektivitas yang menghubungkan antara Patimban, Kertajati, dan kawasan Cirebon.
“Prinsipnya, siapa pun bisa masuk dan berkontribusi dalam pembangunan kawasan, tapi karena konstruksi Patimban sudah lebih dulu oleh Jepang, kenapa tidak oleh mereka. Mereka juga berkepentingan agar investasi kembali cepat,” kata Herry.
Kawasan Rebana membutuhkan ekosistem yang terbangun dengan baik. Lewat pertemuan dengan pihak JICA diharapkan pula mereka bisa membangun komunikasi dengan pemerintah Jepang serta perusahaan-perusahaan swasta yang bisa masuk Rebana.
“Kalau ekosistemnya baik, maka pembangunan pelabuhan akan makin cepat,” ungkap Herry.
Peluang Jepang menggarap dan mengembangkan Rebana terbuka mengingat 10-11 pusat pengembangan dan industri yang ada di kawasan tersebut membutuhkan selain akses, juga fasilitas air bersih hingga transportasi dan pemukiman.
“Kita ingin Rebana bisa terbangun dengan cepat, sumber daya sudah ada sekaligus tawaran kemudahan perizinan yang sudah dipastikan oleh Pak Gubernur,” pungkasnya.