Yogyakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), FX Sutijastoto, mengungkapkan bahwa tujuan utama program pengembangan EBTKE ialah bagaimana melakukan substitusi energi, yaitu penggunaan energi fosil yang mayoritas masih diimpor, untuk secara bertahap diganti dengan mulai meningkatkan penggunaan energi bersih.
Dirjen Toto pun menuturkan pengembangan energi bersih yang dilaksanakan pemerintah merupakan salah satu upaya global mencegah perubahan iklim. Oleh karenanya, diperlukan dukungan dan inovasi dari berbagai pihak.
“Hal ini sangat relevan dengan upaya kita pagi ini, diperlukan inovasi-inovasi dari para ahli untuk mencarikan solusi. Ini juga tantangan untuk PLN. Jadi, mohon dukungan dari PLN terutama ahli-ahlinya untuk melakukan inovasi, tetapi juga mengimplementasikannya secara komersial,” ujar Dirjen Toto di depan peserta International Conference and Learning, Innovation, Knowledge, and Exhibition (LIKE) 2019 yang diselenggarakan pada Senin (21/10).
LIKE merupakan rangkaian kegiatan Peringatan Ke-74 Hari Listrik Nasional 2019, sekaligus konferensi internasional pertama yang diselenggarakan PLN dengan bertajuk ‘Technology and Policy in Energy and Electric Power’. Acara ini akan digelar selama 4 hari, mulai 21-24 Oktober di Yogyakarta.
Pada kegiatan konferensi tersebut terdapat 116 peneliti bidang kebijakan dan teknologi energi dari 8 negara, yaitu Australia, Malaysia, Taiwan, Jerman, Tiongkok, Thailand, Amerika, dan Vietnam, yang hadir untuk menjadi pemakalah. Konferensi ini juga berkolaborasi dengan Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) dan Scientific Committee yang berasal dari UI, ITB, UGM, UNDIP, dan ITS, serta menghadirkan kompetisi karya inovasi dari seluruh unit PLN.