Ciptakan Lingkungan Hijau, KLHK Dirikan PDU Sampah Kota Malang
Malang, IDN Times - Sampah bernilai ekonomis mampu menjadi motor penggerak perekonomian masyarakat. Pemikiran bahwa sampah adalah limbah tidak berguna telah berubah menjadi sampah sebagai sumber berkah. Pemahaman terhadap keuntungan ekonomi sirkular dari sampah yang semakin berkembang di masyarakat tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati saat meresmikan Pusat Daur Ulang Sampah Kota Malang (4/4).
Selain Vivien dan sejumlah pejabat Direktorat Jenderal PSLB3 KLHK, peresmian PDU Kota Malang turut dihadiri Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Ridwan Hisyam serta Wakil Walikota Malang, Sofyan Edi Jarwoko.
1. Sampah menjadi benilai bila dikelolanya pun secara bijak

Pada zaman dahulu, sampah hanya dikumpul, diangkut, lalu dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang akhirnya menumpuk dan berbahaya terhadap lingkungan. Namun kini, komunitas masyarakat peduli sampah terus tumbuh berkembang di berbagai kota dan mampu memanfaatkan sampah melalui prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) sehingga memperoleh manfaat ekonomi sirkular
2. Cara mengurangi penggunaan sampah plastik mudah ditiru, lho

Rata-rata produksi sampah per kapita Indonesia di tahun 2016 sebesar 0,7 kg atau 175.000 ton per hari. Artinya, dalam satu tahun masyarakat Indonesia memproduksi sampah sebanyak 64 juta ton. Dari angka tersebut, komposisi sampah plastik pada tahun 2016 mencapai 16%.
“Penggunaan tas belanja ramah lingkungan maupun tumbler/botol minum yang dapat digunakan berulang kali mampu berkontribusi dalam pengurangan sampah plastik. Kini komposisi sampah plastik turun menjadi 15% atau berkurang sebanyak 630.000 ton per tahun. Artinya, Indonesia mampu mengurangi sampah plastiknya,” tegas Vivien.
Vivien memandang pemerintah daerah harus menemukan cara yang tepat untuk merangkul masyarakat agar semakin peduli terhadap lingkungan. Dengan demikian, masyarakat dapat menjadi kader lingkungan dalam upaya pengurangan dan penanganan sampah.
3. Yuk, mulai lakukan praktik sederhana ini di kehidupan sehari-hari

Vivien mencontohkan praktik-praktik sederhana yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mengurangi timbunan sampah. Pertama, mulai dengan niat tidak membuang sampah sembarangan dan tidak membakar sampah. Selanjutnya, memilah sampah yaitu dengan memisahkan sampah basah dan kering atau sampah organik dan non organik. Tahap berikutnya, mengembangkan kreativitas untuk kemudian memanfaatkan sampah tersebut menjadi barang yang berguna dan memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan.
4. KLHK mendirikan PDU di Kota Malang

Pusat Daur Ulang (PDU) Sampah Kota Malang didirikan oleh KLHK dalam rangka pengembangan program infrastruktur hijau. Fasilitas daur ulang pengolahan sampah yang dimiliki PDU Kota Malang tergolong skala menengah dengan kapasitas pengolahan 10 ton per hari. Selain itu, terdapat juga fasilitas pengomposan dengan kapasitas mencapai 10-30 ton per hari. Melalui PDU ini, transportasi sampah ke tempat pemrosesan akhir mampu ditingkatkan efektivitasnya.
Vivien menerangkan, pembangunan PDU merupakan wujud intervensi KLHK agar pengelolaan sampah di pemerintah daerah semakin baik. Sebelum diresmikan dan dioperasionalkannya PDU Kota Malang, pihak KLHK telah melatih 15 orang untuk manajemen dan tenaga operasional. Beberapa PDU telah dibangun di sejumlah daerah seperti di kawasan wisata (Danau Toba dan Labuan Bajo) dan beberapa kota seperti Surabaya, Lamongan, Tapanuli Selatan, Takalar serta di beberapa kota DAS Citarum.



















