Jakarta, IDN Times - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga Surabaya mengaku tak habis pikir mengapa perwakilan mahasiswa dari BEM Seluruh Indonesia menolak untuk bisa bertemu dengan Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Padahal, Jokowi sudah memberi ruang dan mengundang mereka untuk berdialog di Istana Negara pada Jumat (27/9) kemarin.
Menurut Ketua BEM Universitas Airlangga, Agung Tri Putra, justru dengan bertemu secara langsung, mahasiswa bisa menyampaikan tuntutan mereka kepada mantan Gubernur DKI Jakarta itu secara langsung.
"Kami menyesalkan sikap kawan-kawan BEM SI, sebab semestinya dengan bertemu Presiden bisa membuat kawan-kawan mahasiswa langsung menyampaikan aspirasi secara terperinci, tanpa sekat dan tanpa perantara," ujar Agung melalui keterangan tertulis pada Jumat kemarin dan dikutip dari kantor berita Antara pada Jumat kemarin.
Agung menegaskan, sesungguhnya tuntutan mahasiswa ketika berunjuk rasa pada (24/9) lalu sudah jelas yakni mulai dari Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) dibatalkan untuk disahkan, RUU Penghapusan Kekersan Seksual (PKS) segera disahkan, Perppu KPK segera dikeluarkan, penanganan kebakaran hutan, isu Papua diselesaikan dan beberapa isu lainnya.
"Terus, kalau nanti tidak bertemu dengan Jokowi, bagaimana? Nanti, setelah tidak ada hasil seusai dialog dengan Presiden, maka turun lagi dan rapatkan barisan," kata dia.
Lalu, apa sih yang menjadi alasan mahasiswa menolak untuk berdialog dengan Jokowi di Istana Negara kemarin?
