Bagian dari Hijrah, Yuk Rencanakan Berhaji Selagi Masih Muda!

Jakarta, IDN Times – Saat ini berhaji masih dianggap sebagai ibadah untuk orang tua. Padahal, milenial bisa lho memulai untuk merencanakan haji selagi muda. Panggung Hijrah di acara Indonesia Millennial Summit (IMS) 2020 pun membahas hal itu dengan menghadirkan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sebagai penggagas gerakan Haji Muda.
Anggota Badan Pelaksana BPKH A Iskandar Zulkarnain mengatakan bahwa gerakan Haji Muda juga merupakan bagian dari hijrah. Sebagai momen perubahan, fenomena hijrah bisa menjadi pijakan bagi milenial untuk ikut merencanakan haji sejak dini. Lebih dari itu, gerakan Haji Muda bisa mempersiapkan Indonesia Emas 2045.
"Hijrah itu momen perubahan. Gerakan Haji Muda itu bagian dari hijrah juga. Kita harus mempersiapkan hal itu. Dengan adanya gerakan Haji Muda, kita dapat mempersiapkan Indonesia Emas 2045 untuk bersaing dengan negara lain," tutur Zulkarnain di acara IMS 2020, Sabtu (18/1).
Lantas, apa saja yang harus milenial persiapkan untuk mengikuti gerakan Haji Muda? Yuk, simak ulasan berikut!
1. Mendahulukan yang wajib dengan mendaftar haji

Antrean berhaji yang sekitar 20 tahun membuat kebanyakan milenial kini lebih memilih untuk beribadah umrah dahulu ketimbang berhaji. Padahal, Zulkarnain mengatakan, seharusnya milenial merencanakan ibadah haji dahulu karena hal itu wajib. Ia pun memberi contoh bahwa ibadah seperti salat wajib harus didahulukan.
"Masak salat sunah tahajud dulu, tetapi meninggalkan salat subuh? Jadi, memang harusnya haji dulu. Para milenial sebaiknya mendahulukan yang wajib dengan mendaftar haji dulu," kata Zulkarnain mengibaratkan.
2. Sebelum mendaftar haji, bulatkan tekadmu

Baiknya mendaftar haji lebih dulu ketimbang melaksanakan umrah bukan tanpa alasan. Zulkarnain mengatakan, kebulatan tekad (azzam) harus terpenuhi dahulu dengan mendaftar haji. Setelah hal itu terpenuhi dengan mendaftar dan tinggal menunggu antrean berhaji, baru rencanakan umrah.
"Contohnya kita punya uang Rp25 juta. Umrah atau daftar haji dulu? Daftar haji dulu yang wajib. Baru setelahnya umrah. Karena hajinya mengantre lama, azzam-nya terpenuhi dulu dengan mendaftar haji," tutur Zulkarnain.
3. Mempersiapkan fisik ialah langkah selanjutnya

Setelah mendaftar dan mendapatkan porsi haji, dari sekarang kamu dapat mempersiapkan fisik untuk berhaji. Gerakan Haji Muda pun mengingatkan bahwa ibadah haji itu 80-90 persen ibadah fisik. Misalnya, Tawaf membutuhkan aktivitas berjalan sejauh total 7 kilometer (km) dan Sai hampir 2,8 km sehingga total sekitar 10 km.
"Kenapa haji harus muda, karena ibadah haji itu ibadah fisik. Belum kita nanti Wukuf dan menghadapi keadaan musim di sana. Saat masih muda, ibadahnya bisa sempurna dan dapat menolong orang lain di sana," kata Zulkarnain.
4. Memenuhi persyaratan kesanggupan kesehatan

Beberapa pembicara juga hadir di panggung Hijrah IMS 2020 bertema "Lifestyle in Muslim Way" tersebut, antara lain Profesor Abdul Mujib (pakar psikologi Islam), Dr. Fidiansjah (pakar kesehatan), dan Woro Windrati (news anchor). Berkenaan dengan kesehatan, Fidiansjah mengatakan bahwa ibadah haji pun harus memenuhi persyaratan kesanggupan kesehatan.
"Bayangkan, menunggu giliran ibadah haji 20 tahun, usia 60-70 tahun pasti kesehatan sudah menurun. Oleh karena itu, gerakan Haji Muda harus menjadi budaya yang harus kita galakkan. Nilai-nilai kesehatan harus melekat dalam komponen-komponen perhajian yang nanti akan menjadikannya mabrur," tutur Fidiansjah.
Profesor Abdul Mujib pun memberi empat strategi untuk menjadi orang sehat, antara lain, pertama, orang sehat terhindar dari segala penyakit psikologis, misalnya tidak stres dan depresi. Kedua, orang sehat mampu menyesuaikan diri dengan orang lain. Ketiga, orang sehat tahu potensinya dan bisa mengembangkan diri. Keempat, orang sehat memiliki spiritual baik.
"Artinya, perilaku yang positif pasti terimplikasi pada dampak psikologis. Sebaliknya, perilaku buruk itu menghasilkan rasa bersalah. Hal itu kemudian membuat kita tidak nyaman dan gampang stres. Saya punya kesimpulan, perilaku yang bermula dari sesuatu yang tidak benar akan berimplikasi pada kesehatan kita," tutur Abdul.
"Oleh sebab itu, kita jangan sekadar makan. Boleh pakai istilah 4 sehat 5 sempurna, tapi tambah satu lagi, 6 walafiat, yakni halalan thayyiban. Sebab, perilaku halal akan berdampak baik," imbuh Abdul.
5. Mencari referensi soal haji yang sahih

Woro juga memberikan pendapatnya soal fenomena hijrah saat ini. Ia pun mengatakan hijrah yang dilakukan banyak milenilal tidak ada salahnya. Namun, sebaiknya milenial mendapat referensi hijrah yang sahih.
"Hijrah yang dilakukan milenial, enggak ada salahnya. Lebih baik lagi, jika mereka dapat referensi yang sahih. Tidak hanya dari satu sumber, anak muda dapat mencari sumber yang paling sesuai dengan ajaran agama yang seharusnya," tutur Woro.
Nah, berkenaan dengan referensi haji, kamu bisa banget mendapatkannya di beragam media sosial BPKH. Seperti kampanye Haji Muda yang didukung Atiatul Mutaqdir atau Fathur di stan BPKH saat acara IMS 2020 ini bisa menjadi referensimu juga lho. Selain Fatur, saat acara IMS 2020, stan BPKH juga banyak dikunjungi untuk foto bersama. Semua kekeseruannya bisa disaksikan di Instagram @bpkhri.

Untuk diketahui, BPKH merupakan badan pengelolaan keuangan haji. Badan pemerintahan yang mengelola dana dan setoran jemaah haji tersebut lahir setelah UU 34 yang mengamanatkan bahwa pengelolaan haji dilakukan BPKH, sedangkan penyelenggaraannya oleh Kementerian Agama.



















