Setelah Melemah Tajam Kini Menguat Secara Drastis, Ada Apa dengan Rupiah?

Dalam beberapa bulan terakhir, posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus merosot yang bahkan sempat menembus angka 14.700-an pada akhir September. Namun, seminggu terakhir ini, rupiah kembali menunjukkan performa terbaiknya dengan melesat menuju angka 13.800-an. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa rupiah bergerak sangat cepat? Apakah ini pertanda perekonomian Indonesia yang makin baik atau justru sebaliknya? Penasaran? Yuk ikuti penjelasan di bawah ini.

Pertama, yang harus dipahami adalah penyebab mengapa rupiah terjun bebas ke angka 14.000-an beberapa waktu lalu. Hasil kajian dari BEM FEB UI menjelaskan bahwa rupiah terdepresiasi akibat faktor eksternal dan internal.

Faktor eksternal yakni karena adanya spekulasi bahwa Bank Sentral AS (The Federal Reserve) akan menaikkan tingkat suku bunganya. Hal ini memicu dolar AS di negara berkembang ditarik sehingga mata uang dolar AS menipis dan mata uang negara berkembang akan terdepresiasi. Tiongkok yang mendevaluasi mata uangnya juga menambah parah keadaan karena menunjukkan perlambatan ekonomi di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Dari sisi internal, serapan anggaran pemerintah yang kurang dari 50 persen pada September dan kinerja ekspor yang tidak maksimal juga salah satu penyebab rupiah melemah. Nah lho, pusing kan?
Lalu, mengapa tiba-tiba rupiah yang pada 1 Oktober sempat menyentuh angka 14.800, namun pada 8 Oktober menjadi 13.800-an? Artinya, hanya dalam jangka waktu seminggu, rupiah menguat hampir seribu rupiah.

Beberapa analis mengatakan ini adalah efek dari pengumuman The Fed bahwa tahun ini, mereka tidak akan menaikkan suku bunganya. Hal ini lantaran berdasarkan data yang dirilis, pengangguran di AS masih cukup tinggi dengan upah yang relatif stagnan. Hal ini juga berarti perbaikan ekonomi AS masih diragukan sehingga memaksa The Fed menunda kebijakan tersebut.
Selain itu, paket kebijakan III yang diumumkan oleh Presiden Jokowi dianggap lebih tepat untuk merespon pasar dalam jangka waktu pendek dibanding dua paket kebijakan sebelumnya yang dianggap akan terlihat hasilnya dalam jangka panjang. Meningkatnya aliran investasi asing ke Indonesia juga makin mengokohkan posisi rupiah yang penguatannya disebut sebagai yang terbaik diantara negara Asia lainnya.

Jadi, itulah alasan singkat mengapa rupiah yang berfluktuasi sangat drastis. Namun, pemerintah juga harus tetap waspada karena ini dianggap hanya sementara. Karena apabila penyerapan anggaran yang berujung pada pembangunan infrastruktur tidak berjalan dengan baik serta rencana kenaikan suku bunga The Fed akan kembali terbuka, ada kemungkinan pemerintah tidak mampu mengantisipasi dengan baik. Bukan tidak mungkin, hal yang lebih buruk akan terjadi.



















