Percuma Meributkan 9 Hal Ini dengan Pacar, Karena Tak Ada Jalan Keluarnya!

Tak dipungkiri, pertengkaran adalah bumbu-bumbu yang selalu ada dalam sebuah hubungan. Untuk itu, wajar bila sepasang kekasih, atau suami-istri, terlibat pertengkaran. Berantem dengan pasangan kadang justru akan membuat relasi keduanya menjadi lebih baik. Asalkan masih dalam batas yang wajar dengan intensitas yang tidak terlampau sering.
Namun, berhati-hatilah. Ada pertengkaran yang pada akhirnya menemui jalan buntu dan tak ada solusinya. Jika terus dilanjutkan, pertengkaran ini justru akan membuat perdebatan kalian menjadi sia-sia. Apa saja jenis pertengkaran itu? Simak yuk!
1. Mempermasalahkan tentang perbedaan emosi dan "temperatur". Pasanganmu dingin, sementara kamu meluap-luap. Kapan bisa menemukan jalan keluar?

Tak ada yang mau mengalahkan ego. Pasanganmu terus memasang wajah dingin, sedangkan kamu terbakar emosi. Kalian berada di temperatur yang begitu berlainan. Tak ada yang mau berada di titik netral untuk mencoba menyurutkan amarah.
Padahal, segenting apa pun maslaahnya, kalian harus sama-sama berpikir jernih. Kalau gak ada yang mau ngalah, berdebat sekeras apa pun rasanya bakal sia-sia.
2. Mempermasalahkan tentang keluarga pasangan. Ini bisa menjadi debat paling sensitif dan mengerikan.

Berantem memperdebatkan masalah keluarga pasangan adalah pertengkaran yang sebenarnya sia-sia. Tak ada cara untuk mengakhiri selisih argumen ini dengan cara yang sehat.
Mungkin pasanganmu bisa mengatakan apa pun tentang keluarganya, tapi kamu tidak. Ingat, meski keluarganya kini sudah jadi keluargamu juga, ada garis-garis batas keluarga inti yang ‘tak bisa kau sebrangi’ begitu saja.
3. Mempermasalahkan tentang kehadiran anak dalam keluarga.

Kamu ingin punya anak, tapi pasanganmu tidak. Sampai kapan pun, perdebatan soal kehadiran anak ini tak akan pernah berakhir selama visi dan misi kalian tak sama.
4. Mempermasalahkan tentang masa lalu, sia-sia bila diributkan.

Kini masa depannya adalah kamu. Begitupun sebaliknya. Untuk itu, kalian tak perlu meributkan lagi soal masa lalu. Jangan pantik kemarahannya hanya karena kamu cemburu dengan seseorang yang ada di kehidupan masa lalunya.
5. Mempermasalahkan tentang sifat dan karakter personal pasangan.

Untuk apa meributkan soal karakter, sifat, kebiasaan, atau kehidupan personalnya? Dia adalah dia, apa pun itu, dan kamu harus bisa menerimanya secara utuh.
6. Mempermasalahkan tentang hobi dan kesukannya terhadap sesuatu.

Bertengkar hanya karena pasangan tertarik sepak bola dan kamu tidak adalah masalah yang tak akan menemui jalan keluarnya. Untuk apa mengusik kecintaan pasangan terhadap hal-hal positif? Kalau tak suka dengan hobi yang digelutinya, kamu cukup memberi pengertian dan menyediakan ruang baginya untuk menyalurkan kesukaannya itu. Simple, kan?
7. Mempermasalahkan tentang siapa yang paling berkorban.

Apa benar cinta itu sesepele soal siapa yang paling berkorban dan tidak berkorban? Hal ini tentu tak penting untuk diperdebatkan. Sebab, kalau menyoal tentang siapa yang paling berkorban dalam hubungan, sama artinya dengan meminta pamrih, kan?
8. Mempermasalahkan tentang siapa yang harus membuang sampah.

Oh my God, berantem soal siapa yang seharusnya membuang sampah adalah perdebatan yang seharusnya tidak perlu terjadi di muka bumi ini. Ketika melihat tempat sampah penuh, siapa yang seharusnya melenyapkannya ke tempat pembuangan? Ya, pasti yang melihatnya pertama. Please, perdebatan semacam ini tak ubahnya akan membawamu kembali seperti seorang bocah.
9. Mempermasalahkan tentang melampiaskan amarah kepada pasangan hanya karena kamu kesal pada seseorang.

Tiba-tiba kamu menelepon pasangan, berteriak-teriak, menyebut nama orang yang memantik amarahmu. Semua emosi terakumulasi, menumpuk, dan kamu luapkan ke pasangan. Sekali-dua kali, mereka akan sabar menghadapi. Tapi kalau terus-terusan? Ini hanya akan menimbulkan perdebatan yang tak ada habisnya.


















