Aku kira meninggalkanmu adalah langkah tepat untuk membunuh rindu. Apakah salah jika jarak terlalu membuatku takut akan takdir yang tak lagi berpihak?. Yang aku tahu, kita adalah berbeda. Rentangan jarak, rentangan waktu adalah ujian terbesar kesetiaan. Aku memilih mundur karena aku tak mampu berperang, memperjuangkan cinta yang aku tak yakin akan dapat berujung sempurna.
Apakah aku pesimis? Bukan, aku hanyalah terlalu bodoh. Kau tahu? Setelah sekian lama tuhan memisahkan kita. Aku menemukan banyak cinta yang berbeda. Tapi entah aku seperti belum menemukan rumah. Seperti yang kebanyakan orang yakini bahwa hanya rumah sendiri yang akan membuat kita merasa nyaman, dan menjaga kita dengan rasa aman.
Ya, setiap kita akan mempunyai rumah, rumah itu yang kita sebut sebagai masa depan. Karena kemanapun kaki kita melangkah, arah jalan manapun yang akan kita pilih, kendaraan apapun yang akan kita pakai, bersama siapapun setapak demi setapak kaki kita berayun, kita akan tetap sampai pada rumah yang telah digoreskan tuhan melalui takdir. Namun di antara banyak pilihan, adakalanya kita mendapati jarak tempuh yang lebih lama, kondisi jalan yang lebih terjal, atau bahkan kita akan menemui ketersesatan.
