6 Perbedaan yang Rentan Jadi Bumerang di Awal Pernikahan

Gak semua cewek punya hobi masak sedari lajang. Apalagi buat kamu yang merantau untuk mengejar ilmu dan cita-cita. Pikirnya, mau masakin buat siapa? Keluarga jauh, pasangan belum ada. Bener gak? Meski begitu, survei membuktikan kalau pernikahan bakal membuat para cewek ahli memasak pada akhirnya. 

Fase ini mau gak mau bakal memaksa pasanganmu untuk jadi 'kelinci percobaan' hasil masakanmu yang masih nano-nano. Kalau pasangan gak punya stok sabar yang banyak, dia yang terbiasa makan enak hasil masakan sang ibu, pasti ngebatin banget. Gak jarang lho suami istri cekcok gara-gara masalah ini di awal pernikahan, sebelum akhirnya mereka saling menyesuaikan diri.

Duh, masalah satu ini bakal sering banget jadi pemicu pertengkaran kalau salah satunya gak mau mengalah dan berusaha berubah. Lebih baiknya sih pilih pertengahan supaya gak memberatkan salah satu pihak. Misalnya, pasangan yang super bersih berusaha untuk gak terlalu alergi sama debu, dan satunya lagi berusaha untuk lebih rajin bersih-bersih supaya gak kena omel pasangan.

Saat keduanya berusaha menunjukkan sikap perubahan demi pasangan, seiring waktu mereka pasti bisa saling mengerti dan menyesuaikan diri.

Perbedaan satu ini mungkin gak cuma dialami pasangan di awal pernikahan, tapi juga tahun-tahun berikutnya. Pasalnya, masalah pilihan bakal selalu hadir dalam liku kehidupan. Kapan pun perbedaan mungkin saja terjadi karena kamu dan dia punya isi kepala yang berbeda.

Hanya saja, ego pasangan di awal pernikahan lebih tinggi dari mereka yang sudah mereguk panjangnya usia rumah tangga. Inilah yang menyebabkan kedua sama-sama ingin menang dan susah untuk mengalah. Makanya, pemicu pertengkaran karena faktor ini cukup rentan terjadi.

Di satu sisi, perbedaan ini terlihat sangat manis dan sempurna sebab keduanya saling melengkapi. Kebayang kan kalau karakter dua-duanya pendiam? Rumah pasti bakal sepi mirip kuburan. Tapi bumerang karena perbedaan ini juga rentan terjadi lho.

Misalnya, suami yang cerewet dan terbiasa ceplas-ceplos, merasa biasa aja saat mengomentari penampilan istrinya. Ternyata komentar itu sangat menyakitkan buat si istri. Tapi karena terlalu pendiam, si istri malah diam seribu bahasa dengan wajah ditekuk. Suaminya bingung kan? Ujungnya cekcok pun terjadi. Padahal si suami gak ada niat buat menyakiti hati istrinya, itu murni karena memang karakternya ceplas ceplos. 

Seiring waktu, dari banyaknya kesalahan di awal pernikahan itu, suami istri bakal belajar menyesuaikan diri dan saling memahami. Gak perlu takut, kuncinya kamu hanya harus menyediakan pintu maaf sebanyak-banyaknya buat pasanganmu.

Baik di pihak yang gesit maupun lelet, perbedaan ini memang bikin kesel. Gak enak banget kan kalau gerakmu diburu-buru bahkan diomeli pasangan? Begitu pun kamu yang terbiasa cepat, ngeselin banget kan lihat sikap pasangan yang super lelet? Kalau bukan karena cinta dan stok sabar yang menggunung, tahun-tahun awal pernikahan pasti bakal sangat melelahkan.

Tapi tenang aja, perbedaan ini memang sengaja Tuhan sandingkan supaya kamu dan dia bisa saling melengkapi. Hanya saja memang butuh proses dan waktu untuk penyesuaian diri. Yakin deh, seiring waktu apa yang bikin kamu kesal itu tiba-tiba aja bakal jadi sesuatu yang dirindukan darinya.  

Siapa pun pasti membawa banyak harapan dalam hidupnya, termasuk pendamping hidup. Tapi, gak semua yang kamu angankan menjadi kenyataan. Kadang kamu harus belajar berdamai dengan nasib dan menerima pasangan apa adanya. Sebab hanya dari hati yang ikhlas, kamu bakal punya kekuatan untuk menghembuskan energi positif pada pasangan untuk berubah lebih baik. Setidaknya berubah mendekati sosok yang kamu impikan.

Namun di awal pernikahan, membangun rasa ikhlas ini cukup sulit sebab kamu ada dalam fase kecewa yang dalam. Cekcok mungkin saja terjadi karena hatimu menuntut. Tapi saat komitmen tetap dipegang teguh, waktu akan mengobati semuanya. Kamu yang telah berdamai dengan nasib, akan punya kekuatan untuk sama-sama bangkit bersama pasangan.

Nah, itulah keenam perbedaan yang rentan jadi bumerang di awal pernikahan. Tapi saat kamu dan dia berhasil melewati fase tersulit ini, pernikahanmu kedepannya pasti akan lebih mudah dijalani sebab kalian sudah saling memahami dan menyesuaikan diri.