Akrab dengan games dan tontonan mendidik dalam gadget, orang tua merasa hal tersebut sudah cukup mengajarkan anak-anak tentang sesuatu, padahal tidak demikian.
Alasan keamanan dan kebersihan menjadi faktor orang tua enggan jika anaknya bermain di luar. Padahal anak juga perlu mengenal lingkungannya dengan baik. Tidak cukup hanya di sekolah.
Berikut 5 alasan mengapa anak perlu bermain di luar. Apa saja?
Tidak cukup hanya di dalam rumah, anak-anak juga butuh bersosialisasi di sekitar lingkungan rumahnya. Cepat atau lambat, buah hati kita akan menghadapi tantangan di luar sana. Tugas kita adalah memberikan kesempatan pada anak untuk belajar berbagi dengan temannya, bekerja sama dengan orang lain, bertanggung jawab akan apa yang ia miliki dan bagaimana memperlakukan hal yang baik kepada temannya. Kuncinya, orang tua harus tetap mengawasi, membimbing dan care dengan apapun yang ia lakukan di luar rumah.
Memperbolehkan anak untuk main di luar akan melatih keterampilan hidupnya. Menanamkan rasa empati yang tinggi, peka dengan keadaan sekitar, dapat memecahkan masalah, serta lebih kreatif dan imajinatif. Semua itu diperoleh anak ketika kita mau percaya pada kekuatan lingkungan luar yang positif.
Yang paling penting, pengawasan, perhatian dan kasih sayang yang fokus kepadanya, membuat anak kita dapat berpikir ulang mengenai semua hal yang ia temui di luar.
Jangan khawatir anak akan terpapar sinar matahari berlebihan, si kecil masih butuh vitamin D dari sinar matahari. Manfaat yang kita ketahui bersama, sinar matahari dapat mendukung pembentukan tulang yang kuat dan sistem kekebalan tubuh yang bagus.
Ternyata tak hanya itu, sinar matahari di pagi hari juga bisa membantu produksi serotonin, sebuah hormon yang menjaga suasana hati. Suka capek kan kalau menghadapi anak yang sedikit-sedikit cemas, takut, sensitif dan mudah marah?
Ketika anak diberi kesempatan untuk bermain di luar, berarti ia bisa melakukan hal-hal 'liar' yang nggak didapatkan saat bermain di dalam rumah. Bermain pasir, bermain batu, bertemu serangga dan hewan melata kecil, mengenal lumpur, bertemu segala macam teman dan masih banyak kegiatan berisiko lainnya.
Cukup bahaya memang bila mengingat konsekuensinya. Ditolak temannya, digigit serangga, kena penyakit dan masih banyak risiko lainnya. Tapi anak perlu itu semua agar ia lebih berani mengambil risiko di masa depan.
Mengajarkan anak untuk peduli dan peka pada kekayaan alam di sekitar, bisa dilakukan dengan cara mengajak mereka explore langsung ke wisata alam. Biarkan mereka melihat sesuatu yang selama ini hanya dipandang lewat buku bacaan saja. Izinkan anak untuk mencium bau tanaman dan sekitarnya, mengecap sari bunganya langsung dan merasakan buah yang langsung dipetik dari pohonnya, mendengar suara hewan favoritnya langsung serta mengamati gerak-gerik hewan.
Yuk, ajak anak untuk bermain di luar. Karena suara tawa, pertanyaan-pertanyaan seru mereka dan kepuasan batin mereka, tentu menjadi obat bagi kesehatan mental orang tua.
Yang nggak boleh diabaikan, setelah bermain di luar anak kecil pada akhirnya akan kembali ke kehidupan intinya, yaitu bersama orang tua. Di sinilah orang tua berperan aktif dan menjadi teladan atas segala tanda tanya mereka pada lingkungan di luar sana.